Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaji Belum Dibayar, Pengemudi dan Kondektur Bus Sekolah Mogok

Kompas.com - 03/06/2014, 13:08 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengemudi bus sekolah mogok beroperasi, Selasa (3/6/2014), karena sebagian gaji mereka belum dibayarkan.

Salah satu pengemudi bus sekolah, JS (47), mengatakan mereka mogok karena gaji bulan April baru dibayarkan separuh dan gaji bulan Mei belum dibayarkan sama sekali.

JS mengatakan, pihak Unit Pelayanan Teknis (UPT) Bus Sekolah sudah menjanjikan untuk membayar tunggakan gaji mereka pada, Senin (2/6/2014). Namun sampai dengan Selasa ini, gaji mereka belum dibayarkan.

"Makanya kita hari ini melakukan aksi mogok. Ada sekitar seratusan. Sekarang ini dijanjikan kita akan dibayar sore nanti. Kalau masih bohong juga, kita akan mogok lama," kata JS, saat ditemui  di kawasan Ciracas, Jakarta Timur, Selasa siang.

JS menjelaskan, gaji para sopir bus sekolah per harinya Rp 180.000 dengan potongan pajak lima persen. Jumlah itu, lanjutnya, terdiri dari Rp 130.000 uang operasional dan Rp 50.000 merupakan uang makan.

Selain masalah gaji yang belum dibayarkan, para pengemudi juga tidak pernah mendapat jaminan kesehatan dan juga tunjangan hari raya. "Pernah dapat THR tapi bertahun-tahun lalu, itu pun hanya sekali. Setelah itu tidak pernah lagi," ujar JS.

Menurutnya, alasan penundaan pembayaran gaji lantaran pengelolaan bus sekolah akan dialihkan ke operator lain dari UPT Bus Sekolah. Namun, saat ini belum ada operator pengganti UPT Bus Sekolah karena masih menunggu proses lelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP) DKI.

Sebelumnya, pengelolaan bus sekolah dipegang oleh PPD. Sejak diambil alih dari PPD, JS mengatakan status pekerjaan mereka pun tidak menentu.

"Status kami tidak jelas. Kami hanya dikontrak selama tiga bulan, setelah itu tidak ada pembicaraan soal kontrak lagi," ujar JS.

JS mengatakan, pihaknya sudah bertemu dengan pengelola tentang masalah ini. Hasil pertemuan, para pengemudi dan kondektur diminta tetap beroperasi. Pihak pengelola menjanjikan akan melunasi pembayaran pada hari ini.

Ditemui terpisah, Kepala UPT Bus Sekolah, Nurhayati Sinaga yang ditemui terpisah tidak berkomentar banyak mengenai masalah tersebut. Nurhayati menyatakan, masalah tersebut sudah diselesaikan dan bus sekolah sudah beroperasi kembali.

"Sudah beroperasi lagi. Tidak ada masalah," jawabnya singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com