Saat dikonfirmasi ke Erik, ia menyebut dirinya menyumbang sebanyak Rp 30 juta. Namun, ia enggan memberi tahu di mana tempat ibadah tersebut. "Janganlah. Enggak usah dikasih tahu," kata Didik.
Uang senilai Rp 1,4 miliar itu rencananya akan dibagi-bagi. Udin dijanjikan akan mendapatkan Rp 50 juta, sedangkan sisanya untuk Erik dan Toyo. "Tapi, si Udin baru dapat Rp 5 juta," kata Didik.
Erik dan Toyo membawa kabur empat tas. Masing-masing membawa dua tas tersebut dan bersembuyi di Cilegon. "Nanti akan ketemu lagi di Lampung untuk dibagi-bagi," kata Didik.
Polisi baru bisa mengamankan uang sebanyak Rp 1,1 miliar. Sementara itu, sisanya akan dikembangkan lagi untuk dijadikan barang bukti dan dikembalikan ke bank swasta.
"Katanya sih buat bayar utang. Tapi, nanti dicari lagi," kata Didik.
Erik (32), sopir jasa keamanan pengisi uang untuk anjungan tunai mandiri (ATM) bank swasta membawa kabur uang senilai Rp 1,4 miliar. Erik sendiri merupakan karyawan PT Labora yang dipekerjakan PT Armorindo Artha untuk mengisi uang di ATM bank swasta.
Erik membawa kabur uang senilai Rp 1,4 miliar saat ketiga temannya, Petrus Laoly, Edhy Dhanarto, dan Abdul Muis sedang mengisi uang di ATM minimarket Tebet, Minggu (5/7/2015) lalu. Ia dibantu oleh dua orang lainnya, yakni Udin dan Toyo.