Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RS Mitra Kemayoran Akan Diubah Jadi RSUD

Kompas.com - 15/07/2015, 18:52 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyampaikan bahwa Rumah Sakit Mitra Kemayoran di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, akan diubah menjadi rumah sakit umum daerah (RSUD). Rumah sakit tersebut akan diserahkan pengelolaannya kepada Pemprov DKI.

"Kan ada juga Rumah Sakit Mitra Kemayoran di situ, di blok D10 yang akan selesai masa kontraknya, itu akan diserahkan ke DKI menjadi RSUD," kata Basuki di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Rabu (15/7/2015).

Hari ini Basuki mengikuti rapat pemanfaatan lahan yang dipimpin Wapres Jusuf Kalla. Hadir pula dalam rapat tersebut Menteri Sekretaris Negara Pratikno serta Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan.

Menurut Basuki, rumah sakit di Kemayoran ini nantinya akan menjadi bagian dari kompleks rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang dibangun Pemrov DKI Jakarta. Rusunawa ini dibangun di atas lahan yang dihibahkan Sekretariat Negara kepada Pemrov DKI Jakarta.

"Sehingga konsep kami, akan ada rusun, ada rumah sakit. Rusun yang kecil pun ada rumah sakit, ada rumah sakit tipe D yang 30 ranjang," ujar Basuki.

Pada lahan yang dihibahkan Setneg kepada Pemrov DKI tersebut juga terdapat lapangan golf. Nantinya, lapangan golf ini akan diubah menjadi fasilitas olahraga bagi warga yang menetap di rusunawa.

"Untuk danaunya akan tetap ada untuk penampungan air, yang hijaunya akan kami ubah menjadi lapangan olahraga, futsal, voli, basket. Kita ubah seperti itu sehingga ratusan ribu orang yang tinggal di sekitar rusun itu punya fasilitasi olahraga yang banyak, misalnya, lapangan futsal bisa puluhan, itu keputusan dari Wapres," tutur Ahok.

Selain itu, masih ada lahan seluas 6,95 hektar pada blok C2-C3 Kemayoran, serta seluas 7,89 hektar pada blok D10 yang dihibahkan. Menurut Basuki, lahan pada blok D10 akan digunakan untuk membangun enam tower rusunawa yang terdiri dari 7.000-an unit.

Tower ini nantinya akan lebih dulu digunakan untuk wisma atlet Asian Games 2018. Kemudian setelah Asian Games selesai, tower tersebut akan dialihkan fungsinya sebagai rusunawa warga. Sementara itu, blok C2 dan C3 akan dibangun tujuh tower dengan 7.500 an unit rusunawa.

"Kita juga sudah MoU (nota kesepahaman) dengan Pertamina untuk gunakan pipa gas, jadi lebih hemat 40 hingga 50 persen," sambung dia.

Untuk membangun rusunawa ini, Pemrov DKI menunjuk Jakarta Propertindo sebagai pelaksana. Basuki juga menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo akan mengeluarkan peraturan presiden yang mengatur penunjukan BUMD melalui proses lelang.

Diharapkan, peletakkan batu pertama rusunawa Kemayoran ini dimulai pada Agustus 2015. Adapun rusunawa Kemayoran ini dibangun untuk menampung warga yang tinggal di permukiman kumuh di wilayah sekitar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com