Salah satu modus kejahatan jalanan yang terjadi saat mudik Lebaran, terutama di pusat keramaian, seperti terminal bus, stasiun, bandar udara, dan pelabuhan, adalah hipnotis. Hipnotis sendiri merupakan bagian dari modus kejahatan untuk melakukan pencurian.
"Hipnotis itu kan salah satu cara, salah satu modus aja," kata kriminolog Universitas Indonesia, Arthur Josias Simon, saat dihubungi di Jakarta, Rabu (15/7/2015).
Terdapat beberapa tahap hipnotis, yakni mulai dari proses pendekatan atau biasa disebut dengan pre-introduction. Proses selanjutnya adalah induksi hipnosis, di antaranya dengan menepuk pundak, kemudian pelaku memerintah korban untuk tidur atau menatap mata pelaku.
Proses selanjutnya berupa deepening, yakni semacam pendalaman hipnotis, bisa berupa relaksasi, sehingga korban tidak sadar telah dihipnotis. Ketika sudah tidak sadar, pelaku memberikan sugesti kepada korban. Saat pemberian sugesti, pelaku akan meminta semua barang korban.
Proses terakhir berupa terminasi, yakni mengakhiri hipnotis. Korban diminta untuk melupakan semua kejadian saat itu. Lalu korban kembali tersadar dan seakan-akan tidak terjadi apa-apa.
Simon menyebutkan, ada dua modus hipnotis yang biasa dilakukan, yaitu dengan menatap mata dan menepuk seseorang.
Para pelaku hipnotis yang memakai cara menatap mata biasanya menyasar korban yang memiliki pandangan kosong. Para korban tidak sadar saat dirinya menatap mata pelaku hipnotis. Situasi dan kondisi yang cukup ramai juga dimanfaatkan pelaku dalam melancarkan aksinya sehingga proses tersebut secara tidak disadari seperti perbincangan biasa.
Sementara itu, pelaku yang menggunakan modus menepuk biasanya melakukannya dengan tiba-tiba. Para pelaku dengan cepat menepuk salah satu bagian tubuh dari korbannya. Bagian tubuh yang kerap kali ditepuk adalah pundak. Setelah ditepuk, korban biasanya tidak akan sadar bahwa dirinya telah dihipnotis.
Namun, Simon mengingatkan, tidak semua orang dengan ciri-ciri tersebut bermaksud melakukan kejahatan dengan cara hipnotis.
"Ada beberapa perilaku yang memang harus diwaspadai, misalnya beberapa kali terlihat menyentuh atau menatap kita. Itu yang mesti kita waspadai. Namun kalau hanya sepintas ya itu sih biasa ya," ungkap Simon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.