Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Orangtua Ade Sara Ingin Besuk Pembunuh Anaknya

Kompas.com - 25/07/2015, 10:19 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Orangtua Ade Sara Angelina Suroto, yakni Suroto dan Elisabeth mengunjungi Rutan Salemba, Jakarta Pusat, pada Sabtu (25/7/2015) pagi. Mereka ingin membesuk salah satu tervonis pembunuh putri semata wayangnya, Ahmad Imam Al Hafitd.

Namun, mereka tidak bisa bertemu dengan Hafitd karena Rutan Salemba tidak menerima besuk pada akhir pekan. Lantas, apa tujuan Suroto dan Elisabeth membesuk Hafitd?

"Ini sebetulnya keinginan istri saya untuk membesuk. Kalau saya, pengin tahu saja, dia sudah berubah atau belum. Kan sudah satu tahun lebih ditahan," kata Suroto, di Rutan Salemba, Sabtu (25/7/2015).

Sementara Elisabeth, mengaku maksud kedatangannya adalah untuk memberikan penguatan kepada Hafitd. Hal ini juga terkait keputusan Mahkamah Agung yang mengabulkan kasasi jaksa untuk menjatuhkan vonis hukuman seumur hidup kepada sejoli Hafitd dan Assyifa Ramadhani.

"Dari lama pengin besuk, tetapi waktunya belum ada. Apalagi saya enggak tahu jalan. Saya mau ngasih nasihat, namanya juga orangtua. Sekaligus memberi penguatan supaya dia bisa menjalani hukumannya dengan positif," kata dia.

Elisabeth mengaku tidak tega dengan hukuman seumur hidup yang harus dihadapi Hafitd dan Assyifa. Apalagi keduanya masih muda dan berkembang. Namun, bila mengingat perbuatan sejoli itu kepada anaknya, Elisabeth juga menginginkan keduanya merasakan penyesalan.

"Saya sebenarnya dilema, kalau saya memposisikan diri menjadi Hafitd atau Assyifa atau orangtua mereka, pasti hancur. Tetapi saya pun kehilangan Sara dan tidak tergantikan," ucapnya.

Sebelumnya, MA memperberat hukuman sejoli Hafitd dan Assyifa. Mereka sebelumnya divonis hukuman 20 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. MA mengabulkan kasasi jaksa, yaitu menuntut hukuman seumur hidup terhadap Hafitd dan Assyifa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com