"Kasus narkotika sangat spesifik. Berbeda dengan reserse kriminal umum dan reserse kriminal khusus. Kalau umum dan khusus orang datang melapor. Kalau khusus narkotika, kita mencari," kata Eko di Mapolda Metro Jaya, Selasa (28/7/2015).
Selama ini, Eko dan anak buahnya menetapkan beberapa syarat untuk bisa mengungkap jaringan besar narkoba di Indonesia. Syarat tersebut yakni soal waktu yang diperlukan dalam pemetaan jaringan.
"Saya bentuk tiga timsus. Tiga timsus ini saya berikan target dengan waktu tak terbatas. Tapi minimal paling cepat 1 bulan, 2 bulan atau 3 bulan itu sudah tampak jaringan," kata Eko.
Eko menceritakan tangkapan-tangkapan narkoba dengan jumlah cukup fantastis. Mulai dari penangkapan sabu selama tiga pekan berturut-turut ada April 2014 lalu, yakni 6 kilogram pekan pertama, 14 kilogram pekan kedua dan 1 kilogram pekan ketiga.
Kemudian memasuki tahun 2015, yakni bulan Januari sampai Februari tangkapan sabu lainnya yakni sebanyak 6 kilogram, 6 kilogram dan 8 kilogram. Kemudian pada Juni juga melakukan tangkapan sabu sebanyak 70 kilogram.
"Setelah penangkapan itu, saya yakin dengan anggota bahwa akan dapat tangapan besar. Perlu ketelatenan dan kesabaran. Alhamdulillah pada saat tanggal 10 Juli, setelah HUT Bhayangkara, kado terindah polisi, yakni 360 kilogram sabu jaringan internasional berhasil diungkap oleh kita," kata Eko.
Atas prestasinya itu, Eko kemudian diganjar penghargaan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Penghargaan tersebut diberikan secara langsung oleh kepala BNN Komisaris Jenderal Anang Iskandar di lapangan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
"Narkoba merupakan amcaman sangat serius bagi keberlangsungan kehidupan generasi bangsa Indonesia yang sehat, produktif dan berdayasaing," kata Anang di Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.