Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surat Palsu Membuat Pembunuh Hayriantira Mengaku

Kompas.com - 06/08/2015, 04:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Asisten Presiden Direktur XL Axiata, Hayriantira (37), ternyata dibunuh oleh teman lelakinya sendiri, AK (38).

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan, pihaknya sudah menahan AK sejak 9 Juli 2015, tetapi baru pada Rabu (5/8/2015) pagi mengaku sebagai pembunuh Rian.

Namun, kata Krishna, pihaknya menahan tersangka bukan karena kasus pembunuhan.

"Namun, saat itu kami tahan karena kasus pemalsuan surat," ucap Krishna kepada wartawan, termasuk Wartakotalive.com, Rabu.

Menurut Krishna, sejak keluarga melaporkan Hayrianti yang menghilang pada 14 April 2015, polisi sudah curiga dengan AK. Sebab, mobil milik perempuan yang akrab disapa Rian itu, yakni Honda Mobilio, justru ada di tangan AK.

Namun, Krishna mengatakan, saat itu AK mengaku mendapat mobil tersebut dari Rian. Ia mengatakan, Rian menjual mobil itu kepadanya.

Oleh karena itu, kata Krishna, polisi saat itu tak bisa menuduh AK sebagai pembunuh Rian, apalagi saat itu status korban masih sebagai orang hilang dan belum ditemukan.

Walau demikian, polisi sejak itu tak tinggal diam. Polisi menelusuri kronologi mobil itu bisa sampai ke tangan AK. Selanjutnya, diketahuilah bahwa mobil itu dibeli dari sebuah showroom dengan cara kredit.

AK lalu diketahui mengambil BPKB yang atas nama Hayriantira sesudah perempuan tersebut diketahui hilang. AK mengambilnya dengan surat kuasa yang seolah-olah dibuat oleh Rian.

"Kami periksa surat kuasa itu ke Laboratorium Forensik (Puslabfor Polri)," kata Krishna.

Hasil analisis Puslabfor baru keluar pada 5 Juli 2015. Hasilnya, tanda tangan di surat kuasa itu palsu. "Itu tanda tangan Rian yang dipalsukan," kata Krishna.

Atas dasar itu, polisi pada 9 Juli 2015 menangkap AK dengan tuduhan pemalsuan dokumen. Namun, setelah ditahan 30 hari, Rabu (5/8/2015), AK mengaku bahwa dialah yang membunuh Rian.

"Ini sedang kami telusuri pengakuannya. Soalnya dia bilang korban dibunuh di Garut," kata Krishna. (Theo Yonathan Simon Laturiuw)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI: Kekerasan Seksual pada Anak Bisa Dicegah lewat Pola Pengasuhan yang Adaptif

KPAI: Kekerasan Seksual pada Anak Bisa Dicegah lewat Pola Pengasuhan yang Adaptif

Megapolitan
Pengamat: Kalau Dukungan Dananya Besar, Peluang Kaesang Menang pada Pilkada Bekasi Tinggi

Pengamat: Kalau Dukungan Dananya Besar, Peluang Kaesang Menang pada Pilkada Bekasi Tinggi

Megapolitan
Polisi Tangkap 6 Remaja yang Terlibat Tawuran di Sawah Besar

Polisi Tangkap 6 Remaja yang Terlibat Tawuran di Sawah Besar

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Tak Dilirik Pembeli, Mobil Akan Dilelang Lagi dengan Harga yang Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Tak Dilirik Pembeli, Mobil Akan Dilelang Lagi dengan Harga yang Telah Dikorting

Megapolitan
Siap Bertarung dengan Benyamin-Pilar pada Pilkada Tangsel, Gerindra: Kami Punya Sejarah, Selalu Melawan Petahana

Siap Bertarung dengan Benyamin-Pilar pada Pilkada Tangsel, Gerindra: Kami Punya Sejarah, Selalu Melawan Petahana

Megapolitan
Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Megapolitan
Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Megapolitan
Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Megapolitan
Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com