Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KPU DKI: Kok Kesannya Kami Kayak PKL

Kompas.com - 06/08/2015, 19:47 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta Sumarno menjelaskan soal keberatan yang dia sampaikan ke Komisi A (Bidang Pemerintahan) DPRD DKI beberapa waktu lalu.

Sumarno mengatakan, dia keberatan dengan bahasa yang dipakai di dalam surat yang dikirim oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI.

"Di surat itu, kami seperti diberi ultimatum. Harus segera mengosongkan gedung itu dalam waktu 30 hari. Kok kesannya kami kayak PKL (pedagang kaki lima) saja ya. Gedung baru di sana juga masih ditempati loh," kata Sumarno kepada Kompas.com, Kamis (6/8/2015).

Gedung di Mitra Praja Sunter awalnya digunakan oleh Kabupaten Kepulauan Seribu untuk kantor. Meski kantor Bupati Kepulauan Seribu telah pindah ke tempat lain, gedung itu masih digunakan oleh beberapa Suku Dinas Kepulauan Seribu sebagai kantor.

Padahal, KPU DKI, melalui surat dari BPKAD DKI, sudah diminta segera pindah ke sana dan mengosongkan bangunan lama mereka di samping Kecamatan Gambir.

Sumarno juga menambahkan, dalam surat itu tidak ada penjelasan apakah KPU DKI akan kembali ke gedung lama atau menempati Mitra Praja Sunter bila renovasi sudah selesai.

Ia menganggap ketidakjelasan ini bisa menyulitkan mereka, terlebih mulai bulan depan, KPU DKI akan memulai bekerja secara intensif mempersiapkan tahap awal pemilihan kepala daerah tahun 2017 mendatang.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sempat bingung mengapa komisioner KPU DKI mengeluhkan segala permasalahan di gedung barunya. [Baca: Ahok: Mungkin Orang KPU DKI Sudah Main Politik Juga Apa Ya?]

Sumarno menegaskan, KPU DKI tidak mempermasalahkan gedung baru itu, tetapi lebih meminta penjelasan tentang teknis pemindahan sementara KPU DKI ke sana. [Baca: KPU DKI: Tak Ada Masalah dengan Tempat Sementara di Sunter]

Sumarno juga membantah telah mengadu ke Komisi A DPRD DKI tentang gedung Mitra Praja Sunter. Gedung itu dirasa sudah cocok untuk operasional KPU DKI dan tidak ada masalah. Pihak KPU hanya ingin memperjelas poin-poin dari keberatan mereka kepada Pemprov DKI. [Baca: DPRD Anggap Pemprov DKI Perlakukan KPUD seperti PKL]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Identifikasi Provokator Pembakar Panggung Konser Lentera Festival Tangerang

Polisi Identifikasi Provokator Pembakar Panggung Konser Lentera Festival Tangerang

Megapolitan
Kapolres Depok Bakal Razia Ponsel Anggotanya demi Cegah Judi Online

Kapolres Depok Bakal Razia Ponsel Anggotanya demi Cegah Judi Online

Megapolitan
Warga Melawai Keluhkan Kegaduhan Aktivitas Kafe dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman

Warga Melawai Keluhkan Kegaduhan Aktivitas Kafe dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman

Megapolitan
Tak Perlu Lagi ke Sumur Tua, Warga Desa Lermatang Akhirnya Bisa Merasakan Air Bersih Bantuan Kemensos

Tak Perlu Lagi ke Sumur Tua, Warga Desa Lermatang Akhirnya Bisa Merasakan Air Bersih Bantuan Kemensos

Megapolitan
Aksi Teatrikal Demo Tolak Tapera Aliansi BEM Bogor, Tampilkan Karikatur Jokowi dan Tabur Bunga

Aksi Teatrikal Demo Tolak Tapera Aliansi BEM Bogor, Tampilkan Karikatur Jokowi dan Tabur Bunga

Megapolitan
Aksi Dina Ukur Jarak Rumah ke SMA Depok Pakai Meteran, Terpaut 120 Meter tapi Anaknya Tak Lolos PPDB

Aksi Dina Ukur Jarak Rumah ke SMA Depok Pakai Meteran, Terpaut 120 Meter tapi Anaknya Tak Lolos PPDB

Megapolitan
PPDB Jalur Zonasi, Ketua Posko Wilayah 2 Jaksel: Calon Siswa Minimal Harus Tinggal 1 Tahun

PPDB Jalur Zonasi, Ketua Posko Wilayah 2 Jaksel: Calon Siswa Minimal Harus Tinggal 1 Tahun

Megapolitan
Nakes RSUD Koja Demo karena Gaji ke-13 Dipotong

Nakes RSUD Koja Demo karena Gaji ke-13 Dipotong

Megapolitan
Siasat Preman yang Getok Tarif Parkir ke Bus Wisata: Buntuti dan Adang Bus, lalu Larang Parkir di Stasiun Gambir

Siasat Preman yang Getok Tarif Parkir ke Bus Wisata: Buntuti dan Adang Bus, lalu Larang Parkir di Stasiun Gambir

Megapolitan
Peringati Hari UMKM Internasional, Fahira Idris: Mulailah Jadi Creativepreneur

Peringati Hari UMKM Internasional, Fahira Idris: Mulailah Jadi Creativepreneur

Megapolitan
Warga Minta Heru Budi Cek Langsung ke Rusunawa Marunda yang Asetnya Dijarah Maling

Warga Minta Heru Budi Cek Langsung ke Rusunawa Marunda yang Asetnya Dijarah Maling

Megapolitan
Ketua Posko PPDB Wilayah 2 Jaksel: Kuota Diatur Kemendikbud, tapi Bisa Ditambah lewat Pergub

Ketua Posko PPDB Wilayah 2 Jaksel: Kuota Diatur Kemendikbud, tapi Bisa Ditambah lewat Pergub

Megapolitan
Jeratan Hukum Ketua Panitia Konser Lentera Festival yang Diduga Gelapkan Uang Tiket Konser

Jeratan Hukum Ketua Panitia Konser Lentera Festival yang Diduga Gelapkan Uang Tiket Konser

Megapolitan
Buruh Berencana Gelar Aksi Tolak Tapera Lebih Besar dan Serentak, Libatkan Mahasiswa

Buruh Berencana Gelar Aksi Tolak Tapera Lebih Besar dan Serentak, Libatkan Mahasiswa

Megapolitan
Demo Tolak Tapera, Aliansi BEM Bogor Bawa Spanduk 'Tabungan Penderitaan Rakyat'

Demo Tolak Tapera, Aliansi BEM Bogor Bawa Spanduk "Tabungan Penderitaan Rakyat"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com