Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kesepakatan Kemarin, yang Akan Digusur Cuma yang Sudah Terima Kunci Rusun"

Kompas.com - 20/08/2015, 16:06 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komunitas Ciliwung Merdeka sekaligus pemerhati warga Kampung Pulo Sandyawan Sumardi menceritakan bagaimana kondisi di Kampung Pulo sebelum terjadi bentrokan antara warga dan petugas.

Sandyawan yang mengaku juga berada di lokasi saat itu bersama sejumlah warga yang lain melihat petugas Satpol PP menembakkan gas air mata ke kumpulan warga sebelum bentrokan terjadi.

"Awal provokasi dari pasukan gabungan yang menembakkan gas air mata. Saya lihat sendiri, banyak bapak-bapak dan ibu-ibu jatuh kena gas air mata. Saya enggak tahu itu lagi tes atau gimana, tetapi kasihan sekali yang enggak tahu apa-apa kena gas air mata begitu," kata Sandyawan saat dihubungi di Jakarta, Kamis (20/8/2015).

Dari peristiwa itu, Sandyawan bersama tokoh masyarakat yang lain berusaha menolong warga yang terkena tembakan gas air mata.

Di waktu yang sama, hadir Kapolres Jakarta Timur Komisaris Besar Umar Farouq. Umar berbincang-bincang dengan Sandyawan yang mewakili warga di sana.

Dari perbincangan tersebut, Sandyawan dijanjikan agar warga di sana tidak akan terkena gas air mata lagi dan akan diamankan polisi.

"Kita dijanjikan Kapolres, Satpol PP akan mundur. Saya juga minta yang anak-anak muda yang sudah mulai emosi buat mundur. Terus, ketemu lah kita sama pimpinan lapangan untuk penggusuran. Kesepakatannya dari kemarin-kemarin, yang akan digusur cuma mereka yang sudah terima kunci rusun. Yang belum terima (kunci rusun), tidak akan digusur hari ini," tutur Sandyawan.

Proses penggusuran hampir terlaksana setelah sejumlah pengacara yang membela warga Kampung Pulo akan menandatangani surat kesepakatan yang menegaskan hal di atas tadi.
Tiba-tiba, datanglah Camat Jatinegara Sofian Taher.

Tanpa alasan yang jelas, Sofian mengatakan ke mereka semua kalau tidak ada kesepakatan apapun dan semua bangunan akan digusur hari ini.

"Ini apa-apaan kan? Tujuan kita kan buat cari solusi supaya semuanya aman-aman saja. Tetapi Pak Sofian kok bisa-bisanya tiba-tiba datang dan bilang enggak ada kesepakatan begitu. Dia bilang, kalau mau gugat, ke pengadilan saja," ujar Sandyawan.

Dia juga menyayangkan pemberitaan di sejumlah media massa yang menampilkan warga Kampung Pulo seperti pihak yang seakan-akan bersalah.

"Orang yang ditanya-tanyain cuma Pemprov DKI kok, bukan warganya. Pak Ahok bilang warga Kampung Pulo dudukin tanah negara, seakan-akan kami ini berbuat kriminal. Padahal tidak begitu," sebut Sandyawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com