Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Camat Jatinegara: Masa Sih Kita Jadi Provokator?

Kompas.com - 24/08/2015, 15:18 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Camat Jatinegara Sofyan Taher tidak menyangka dirinya disebut sebagai pemicu terjadinya kericuhan di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Tudingan itu disampaikan oleh M Rifky alias Eky Pitung, pria yang mengaku diberi kuasa oleh warga Kampung Pulo. Sofyan menegaskan, apa yang dia lakukan saat itu hanya melaksanakan perintah saja.

"Masa sih kita jadi provokator? Masa kita yang ingin kemarin itu ricuh? Kita justru ingin semuanya lancar saja. Kemarin itu saya bilang kalau saya bukan pembuat kebijakan yang bisa menunda penggusuran," kata Sofyan kepada Kompas.com, Senin (24/8/2015).

Sofyan mengatakan, pembongkaran Kampung Pulo sudah tercantum dalam surat perintah agar bisa dilaksanakan pada hari itu sehingga saat itu bukan saatnya lagi untuk bernegosiasi.

Lagi pula, Sofyan selaku camat, tidak bisa menunda jalannya pembongkaran jika permintaan warga dituruti. Bukan dia yang memiliki kapasitas untuk menunda hal itu.

"Jadi, yang saya katakan itu, bahwa saya bukan pembuat kebijakan, saya tidak bisa memutuskan sehingga tidak bisa lagi bernegosiasi," ujar dia.

Setelah penolakan itu, kata Sofyan, kericuhan mulai terjadi. Warga mulai melempari aparat dan pihak pemerintah dengan batu-batu. Sofyan mengatakan, semua itu tidak pernah mereka inginkan. (Baca: Eky Pitung: Ucapan Camat Jatinegara Picu Kericuhan Kampung Pulo)

Sebelumnya, M Rifqy atau yang akrab disapa Eky mengatakan, kericuhan yang terjadi pada saat pembongkaran di Kampung Pulo justru berasal dari Pemerintah Provinsi DKI, yaitu Camat Jatinegara Sofyan Taher. Sebab, kata Eky, ucapan Sofyan-lah yang menyebabkan kericuhan pecah.

"Waktu itu, warga sedang bernegosiasi dengan polisi. Ada lurah juga saat itu. Kita kan kepinginnya duduk bareng supaya jangan dulu ada pembongkaran. Warga masih berupaya untuk mempertahankan rumahnya. Tapi, tiba-tiba camat bilang, 'Sikat saja. Enggak perlu ada negosiasi lagi'. Itu yang akhirnya memicu kemarahan warga," kata Eky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com