Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Video Pertemuan Ahok dan Perwakilan Kampung Pulo Sebelum Penertiban

Kompas.com - 25/08/2015, 14:48 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sempat dituding ingkar janji oleh Ketua Komunitas Ciliwung Merdeka Sandyawan Sumardi terkait penertiban di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. Apa sebenarnya yang Basuki ingkari?

Menurut Sandyawan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah bersikap tidak konsisten dengan awalnya menjanjikan ganti rugi dan kompensasi, sementara belakangan baru menyebutkan itu adalah tanah negara.

Dia berharap agar Ahok bisa memberi penjelasan mengapa janjinya berbeda-beda dari dulu dibandingkan dengan pernyataannya saat ini.

Berdasarkan video Pemprov DKI di YouTube, pertemuan antara Komunitas Ciliwung Merdeka dan perwakilan warga Kampung Pulo dengan Basuki berlangsung di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (4/8/2015). Selain Ahok, hadir juga Kadin Perumahan Ika Lestari Aji, Camat Jatinegara

Lurah Kampung Melayu, dan Lurah Bukit Duri.

Dalam pertemuan tersebut, Ahok menyatakan ingin mengakhiri "sinetron" banjir Kampung Pulo dan Bukit Duri. Sebab, kedua daerah tersebut hingga kiamat akan banjir terus.

Untuk mengakhiri banjir tersebut, Ahok pun melakukan penertiban dan sempat berjanji untuk memberikan ganti rugi kepada warga. Namun, karena Pergub No 190 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Santunan terhadap Pengguna Penggarap Tanah Negara telah dihapuskan, uang ganti rugi tersebut pun tidak dapat diberikan. Sebagian warga akhirnya menolak untuk direlokasi.

Bagi warga Kampung Pulo yang tidak ingin direlokasi dan tetap tinggal di sana, Ahok menyebut tidak akan lagi memberikan bantuan bagi warga yang terkena banjir. Menurut dia, warga sudah terbiasa dan suka tinggal di sana.

"Saya lama-lama sudah stop bantuan banjir. Mau banjir, banjir deh, tenggelam, tenggelam, deh," kata Ahok di hadapan perwakilan.

Menurut Ahok, warga Kampung Pulo tidak peduli kebersihan. Warga membuang sampah ke Kali Ciliwung dan got di sekitar permukiman.

"Orang Kampung Pulo kayaknya jorok-jorok loh, sampah di gotnya itu. Pak Lurah, kalau saya lihat foto-fotonya, ampun buang sampahnya itu, Pak," ujar Ahok kepada Lurah Kampung Melayu Bambang Pangestu, yang juga hadir pada pertemuan tersebut.

Ahok menyebut bahwa warga tidak beriman karena tidak menjaga kebersihan dan membuang sampah dengan benar. Menurut dia, sejak kecil, dia selalu diajarkan jika kebersihan merupakan sebagian dari iman.

"Ini enggak beriman semua nih kalau buang sampah, kasarnya begitu saja sudah. Ya kalau beriman, enggak buang sampah tuh," ujar dia.

Ahok mengatakan, karena ini sudah menjadi mental masyarakat, melatihnya pun sulit. Ia mengatakan, orang kaya yang selalu membawa mobil mewah saja membuang sampahnya sembarangan. Ahok menganggap masyarakat tidak belajar dengan benar di sekolah agamanya dulu.

"Sekolah agamanya salah itu, salah dengar guru. Gurunya enggak salah, nerimanya yang salah," kata Ahok.

Menurut Ahok, karena ulah warga yang selalu membuang sampah, ditambah adanya pengerukan, lebar Sungai Ciliwung yang semula 20 meter pun kini tinggal 3 meter-5 meter. Akibatnya, saat musim hujan tiba, daerah di sekitar sungai selalu terendam banjir.

Berikut video pertemuan tersebut:


(Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com