Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Ahok Menjawab Pertanyaan Bocah soal KJP Tak Bisa Tarik Tunai

Kompas.com - 26/08/2015, 11:56 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama diprotes seorang anak asal Cengkareng, Jakarta Barat, saat menghadiri Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2015 tingkat Provinsi DKI Jakarta.

Anak yang diketahui bernama Muhammad Alfarizi itu bertanya kepada Basuki perihal kebijakan Kartu Jakarrta Pintar (KJP) yang sudah tidak bisa ditarik tunai. 

"Pak Ahok saya mau tanya, tahun lalu uang jajan anak-anak langsung dikasih uangnya. Kenapa tahun ini pakai KJP?" kata Alfarizi kepada Basuki, Rabu (26/8/2015). 

Mendengar pertanyaan itu, Basuki tertawa kecil. Dia menjawab, kebijakan KJP tidak dapat ditarik tunai karena DKI ingin memastikan dana yang di dalamnya tepat sasaran untuk pendidikan. Dia tidak ingin dana KJP disalahgunakan oleh orangtua murid.

"Kami khawatir duit KJP ini dipinjam sama emak bapakmu. Kalau anak SMA kan dapatnya Rp 800.000-an, setahun bisa dapat Rp 9,7 juta. Uang itu bisa dibuat bapaknya kawin lagi atau beli motor macem-macem," kata Basuki dengan nada tinggi. 

Ribuan peserta HAN 2015 pun tertawa mendengar pernyataan Basuki. Lebih lanjut, Basuki mengimbau anak-anak pemegang KJP untuk menghemat menggunakan dana KJP.

Tabungan yang tersimpan di KJP itu nantinya bisa dipergunakan untuk kebutuhan lain yang lebih penting. Seperti hadiah ketika naik kelas atau kelulusan. 

Sebelumnya, Basuki banyak menemukan kasus penyalahgunaan dana KJP. Dana KJP justru dipergunakan untuk membeli handphone atau cicilan motor orangtua mereka.

"Saya sebar staf saya di ATM, ada bapak-bapak marah karena cuma bisa tarik tunai Rp 50.000. Dia bilang, 'kurang ajar nih si Ahok. Tahun lalu bisa ambil Rp 2 juta, sekarang enggak bisa'. Staf saya tanya, bapaknya marah-marah, katanya buat anaknya bisa pinjam duit orang lain. Orangtua enggak tahu diri sih kalau kayak begitu," kata Basuki. 

"Kamu pasti dititipin bapakmu ya buat tanya ini? Buat anak-anak, kalau ada orangtua yang berpikiran cari uang kontan saja, itu namanya kurang ajar," kata Basuki lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com