Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prajurit Aktif Juga Kena Penertiban Rumah di Kompleks Denintel TNI Cibubur

Kompas.com - 03/09/2015, 11:52 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komando Daerah Militer Jakarta Raya mengosongkan puluhan rumah dinas di Kompleks Detasemen Intelijen (Denitel) di Cibubur, Jakarta Timur. Tak hanya rumah dinas prajurit yang telah pensiun, rumah prajurit aktif juga ada yang terkena pongosongan tersebut.  

Adalah Simanjuntak (49), wanita yang mendiami salah satu rumah dinas bersama suaminya, seorang anggota prajurit aktif di Intel Kodim Jakarta Selatan.

Simanjuntak pasrah dirinya diminta mengosongkan rumah dinas suaminya di RT 10 RW 07, Jalan Kumis Kucing III, Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur itu. Padahal, suaminya masih sekitar lima sampai enam tahun lagi pensiun.

"Saya juga enggak tahu kenapa begini (diminta mengosongkan rumah)," kata Simanjuntak saat ditemui di depan rumahnya, Kamis (3/9/2015).

Ia mengaku tidak punya persiapan harus tinggal di mana lagi setelah diminta keluar dari rumah dinas yang sudah ditempati sejak 1993 itu. Meski ada kabar simpang siur, keluarga prajurit aktif disebut bakal mendapatkan tempat rumah dinas di Rusun Jatiwarna, Cilangkap, Jakarta Timur.

"Masih simpang siur, tapi tadi bilang mau dikasih ke Rusun Jatiasih (Jatiwarna-red). Tapi, saya belum tahu pasti. Nanti mungkin sore dikumpulin," ujar ibu satu anak itu.

Kini, Simanjuntak beserta puluhan warga lainnya sudah mengeluarkan barang perabotan di depan rumah, dibantu prajurit TNI dari Kodam Jaya yang membantu melakukan pengosongan.

Menurut informasi, ada sekitar 99 unit rumah dinas yang dikosongkan dari 121 rumah di kompleks itu.

Pengosongan ini berdasarkan surat telegram KSAD No ST/1409/2010 tanggal 9 Agustus 2010 tentang penertiban rumah dinas bagi Prajurit TNI AD yang pensiun. Surat secara jelas mengatur pengelolaan rumah dinas yang seharusnya dijalankan dan ST KSAD No ST/977/2012 tanggal 16 Mei 2012 tentang peruntukan rumah dinas hanya untuk prajurit/PNS yang berhak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com