JAKARTA, KOMPAS.com — Cerita tentang Pak Soleh, tukang ojek di samping Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat, yang mau mengantar penumpang dengan tidak mematok tarif, menyebar di media sosial. Tak sedikit yang bersimpati dan mendoakan tukang ojek tersebut.
Kisah Pak Soleh ditulis oleh Dewi Rachmayani, seorang wartawati stasiun TV swasta. Ia menceritakan latar belakang mengapa dia menyebarluaskan pengalamannya menggunakan jasa ojek Pak Soleh.
Menurut Dewi, sosok Pak Soleh yang tidak mematok harga kepada penumpangnya di tengah persaingan antara ojek konvensional dan ojek berbasis aplikasi telepon pintar adalah sesuatu yang unik.
"Saya tergerak saja, setelah melihat persaingan antara ojek konvensional dan ojek dari perusahaan besar, masih ada Pak Soleh yang meminta tarif seikhlasnya. Saya pikir orang-orang harus tahu," kata Dewi di pangkalan ojek Stasiun Palmerah, Kamis (3/9/2015).
Dewi biasanya menggunakan jasa ojek berbasis aplikasi telepon pintar dari Stasiun Palmerah ke tempat kerjanya. Namun, pada Rabu (2/9/2015), tiba-tiba ia tergerak untuk mengambil helm yang disodorkan Pak Soleh.
Pak Soleh yang meminta uang seikhlasnya setelah mengantarkan Dewi ke tujuannya di daerah Kuningan, Jakarta Selatan, membuat dia terkejut dan lantas menceritakannya di media sosial.
Awalnya, Dewi tidak menyangka jika tulisannya akan tersebar luas. Namun, dia berharap, karena tulisannya, ojek konvensional yang baik seperti Pak Soleh dapat bertahan.
"Saya cuma ingin tukang ojek yang baik seperti Pak Soleh tidak tenggelam karena kalah bersaing sama perusahaan ojek besar," katanya. (Valdy Arief)