"Sudah dimulai sejak Senin (7/9/2015) kemarin. Sudah ada 17 lokasi yang kita periksa," ujar Sri di lokasi penjualan hewan kurban di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (9/9/2015).
Dari lokasi-lokasi yang sudah diperiksa, pihaknya tidak menemukan hewan yang sakit berbahaya, misalnya terkena penyakit antraks. Namun, penyakit-penyakit karena kelelahan seperti lesu ada beberapa dijumpai. Hal tersebut dinilai wajar karena hewan-hewan ini baru didatangkan dari tempat-tempat yang cukup jauh misalnya Tulungagung, Nusa Tenggara Barat, Bali, dan lain-lain.
"Kalau penyakit yang sifatnya kelelahan masih tidak apa-apa. Yang penting bukan antraks karena bisa berbahaya," kata dia.
Namun untuk memastikan konsumen membeli sapi yang sehat, ia menyarankan untuk membelinya di tempat yang sudah diperiksa. Tandanya, pihaknya akan memberikan striker di tempat itu. Meskipun ia mengakui tidak semua tempat penjualan hewan kurban bisa dijangkaunya. Maka ia pun meminta masyarakat memperhatikan ciri-ciri hewan yang sehat.
"Pertama jelas lihat usia dong. Untuk kurban kan usianya minimal 2 tahun. Kemudian pastikan mata dan hidung tidak ada lendir berlebihan, nafsu makan baik, bulu mengkilap, lincah, proporsi tubuh seimbang, tidak cacat," jelas Sri.