Bahkan, menurut dia, Balai Kota kurang cocok dijadikan tempat wisata karena kurang memiliki nilai sejarah.
"Apa sih yang bisa dilihat? Kan hanya Kantor Gubernur, tidak ada yang spesial. Kalau masyarakat ingin ke sana sih silakan saja, tapi enggak ada nilai sejarah. Monas baru punya nilai sejarah," ujar Selamat ketika dihubungi, Selasa (15/9/2015).
Selamat mengatakan bahkan gedung DPRD telah lebih dulu dibuka untuk umum tiap hari. Masyarakat bisa bebas keluar masuk ke dalam gedung tiap harinya.
Selamat pun menduga Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama sedang melakukan politik populis dengan membuat kebijakan tersebut. Hal tersebut diduga untuk menarik perhatian masyarakat. "Jadi itu dalam rangka program populis," ujar Selamat.
Untuk diketahui, program wisata Balai Kota DKI Jakarta resmi dimulai pada Sabtu (12/9/2015) lalu. Setiap akhir pekan, masyarakat dapat berkunjung ke tempat Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berkantor ini tanpa dipungut biaya apapun.
Wisata Balai Kota digelar setiap Sabtu dan Minggu, mulai dari pukul 09.00-17.00. Fasilitas utama yang ingin diperlihatkan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama kepada masyarakat umum dalam rangkaian tour Balai Kota salah satunya adalah showroom Jakarta Smart City.
Ahok (sapaan Basuki) menginginkan warga Jakarta bisa melihat seluruh pelosok Jakarta di dalam ruangan itu. Sebenarnya sistem tersebut merupakan kelanjutan dari aplikasi Qlue yang bisa dipasang di ponsel. Di ruangan itu, akan tersedia layar besar yang menampilkan kondisi Jakarta.
Sama seperti di aplikasi Qlue, ruangan tersebut juga bisa menampilkan laporan dari masyarakat. Sayangnya, sampai saat ini ruangan tersebut belum siap untuk dipamerkan. Dia berharap akhir tahun ini ruangan tersebut sudah siap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.