Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Tak Mau Beli Bus Listrik

Kompas.com - 16/09/2015, 12:25 WIB
Khuswatun Hasanah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan bakal terus mengoptimalkan transportasi massal di Ibu Kota. Salah satu contohnya ialah dengan menerima penawaran bus listrik dari perusahaan PT Steady Safe.

Meski demikian, dia menegaskan bahwa Pemprov DKI tidak akan membeli bus listrik bermerek BYD Auto itu. Dia hanya mempersilakan bus tersebut beroperasi di Jakarta, tetapi dengan sistem perhitungan rupiah per kilometer.

Sebelum beroperasi, PT Steady Safe harus mendaftarkan produk bus listrik tersebut ke e-catalogue Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa.

"Ya sudah gampang saja, lu mau ikut rupiah per kilometer. Mogok ya salah kamu. Kita enggak usah beli. Ya ini jelas pakai listrik, enggak ada polusi. Kita enggak mau beli. Kita bayar rupiah per kilometer sama kaya bus-bus lain," kata Basuki saat meninjau bus listrik di Balai Kota, Rabu (16/9/15).

Basuki juga memberi kebebasan mengenai jumlah unit bus listrik yang akan beroperasi. Dia tidak memedulikan mengenai asal produksi bus listrik seharga Rp 3 miliar tersebut. Menurut dia, tidak ada masalah jika bus listrik tersebut merupakan produksi negara mana pun, termasuk China.

"Kita enggak peduli sekarang. Kalau dia elektrik, kan kita enggak bayar. Yang saya bilang kan saya enggak mau beli kan. Kalau dia rusak, ya mogok di tengah jalan, ya sudah kita out-in. Dia yang rugi nanti."

Bus listrik berdaya tempuh maksimal 250 km setelah diisi ulang dengan tenaga listrik selama lima jam ini sebelumnya telah dioperasikan di negara Malaysia dan Singapura. Basuki menilai, bus listrik ini sebagai inovasi yang bagus untuk transportasi di Jakarta.

Ke depannya, jika telah lolos lelang oleh pihak LKPP dan telah siap untuk dioperasikan sekitar pertengahan 2016, bus listrik ini akan dioperasikan di jalur lambat, menggantikan bus-bus yang telah lama beroperasi.

Untuk besaran biaya yang ditetapkan berdasarkan sistem rupiah per kilometer operasional bus, Basuki masih belum dapat memastikan.

"Saya enggak tahu LKPP yang nanti putusin. Bus medium Rp 10.000. Kalau lebih mahal, kita enggak mau kan, kalau lebih murah baru kita mau," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com