Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Siswa Tewas di Sekolah, Komnas PA Sebut Banyak Kelalaian

Kompas.com - 21/09/2015, 17:04 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait menyebut banyak kelalaian pihak sekolah dalam kasus kematian siswa kelas II SDN 07 Pagi Kebayoran Lama Utara, A (8), Jumat (18/9/2015) lalu.

Menurut Arist, pihak sekolah telah mengabaikan perseteruan yang sering terjadi antara korban A dan pelaku R (8).

"Dari hasil cepat tim reaksi anak investigasi sejak hari Jumat lalu ditemukan kelalaian ya, pengawasan yang tidak maksimal karena ternyata anak ini, korban dan pelaku itu, satu tahun lebih sudah sering melakukan perseteruan dan saling mengejek. Itu diketahui wali kelas dan pihak sekolah, tetapi itu tidak pernah diselesaikan dengan baik," ujar Arist di Jakarta, Senin (21/9/2015).

Menurut Arist, kelalaian lain yang dilakukan pihak sekolah adalah mengizinkan industri makanan masuk ke dalam lingkungan sekolah untuk melakukan promosi saat jam pembelajaran berlangsung.

"Kelalaian yang kedua peristiwa hari Jumat itu pukul 06.30 pagi sebenarnya ada acara promosi makanan ringan anak-anak dan makanan ringan itu yang diperlombakan dalam lomba menggambar. Industri makanan masuk ke sekolah saja dalam jam belajar itu sudah salah, sudah abai di situ," kata Arist.

Arist mengatakan, jika semua unsur dalam pemeriksaan terpenuhi, kelalaian tersebut termasuk dalam tindak pidana.

Selain kelalaian-kelalaian tersebut, pihak sekolah juga disebut mengabaikan keinginan korban yang ingin pindah sekolah sejak lama karena selalu di-bully.

"Apa yang terjadi di (SDN) 07 itu adalah kelalaian yang luar biasa karena anak itu (korban) sudah mengatakan mau pindah dari situ, tetapi tidak dijawab karena kemiskinan orangtua, gurunya juga tidak tanggap terhadap itu, itu dianggap hal yang cengeng," kata Arist.

Seperti diberitakan, A (8), siswa kelas II SDN 07 Pagi Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan, meninggal setelah berkelahi dengan temannya, R (8), pada Jumat (18/9/2015).

Perkelahian antara A dan R terjadi ketika sebuah perusahaan makanan ringan menyelenggarakan lomba mewarnai di sekolah tersebut. R diduga memukul di dada dan menendang kepala A. (Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com