"Ada banyak hal yang menjadikan sekat karena ketidakpahaman. Kebanyakan adalah pesan negatif yang disampaikan," ujar Yenny dalam seminar bertajuk gerakan sosial rayakan perbedaan yang digelar Group of Digital Kompas Gramedia di Bentara Budaya Jakarta, Selasa (22/9/2015).
Pesan negatif yang dimaksud adalah perbedaan-perbedaan yang dimiliki masyarakat, seperti Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).
Yenny mencontohkan pengalamannya saat ia bertemu kelompok masyarakat yang berbeda agama. Mereka tidak mau berjabat tangan dengan orang lain yang memiliki perbedaan agama.
Menurut Yenny, hal tersebut terjadi karena desain sistem sosial yang ada di masyarakat. Secara tidak sadar, sistem sosial tersebut membuat masyarakat hanya nyaman dengan lingkungan sekitarnya. (Baca: "Aku Gemas Kakak, Orang-orang di Daerahku Enggak Mau Bergerak")
Sehingga, kata dia, hal itu memunculkan sekat-sekat di antara masyarakat. Yenny menyebut perbedaan dan sekat-sekat itu dapat direkatkan dengan banyak hal.
"Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk merekatkan perbedaan sehingga tidak menjadi sekat yang mengkotak-kotakan Indonesia. Contoh paling gampang, berbuat baik terhadap lingkungan, berpikir baik pada teman-teman," kata Yenny.
Selain itu, lanjut Yenny, masyarakat juga harus selalu berbuat kebaikan dan virus-virus cinta. Sehingga, hal tersebut dapat menjadi kekuatan yang luar biasa bagi Indonesia.
Yenny juga menyarankan masyarakat untuk melakukan travelling. Ada banyak hal yang dapat ditemukan untuk menjadikan masyarakat lebih memahami arti perbedaan.
"Dengan travelling, kita akan bertemu dengan banyak orang dan banyak perspektif. Ada banyak tantangan juga, jika berhasil melewati tantangan tersebut, kita akan menjadi orang yang lebih kuat," tutur Yenny. (Nursita Sari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.