Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Setujui Gagasan Kampung Susun dari Ciliwung Merdeka

Kompas.com - 26/09/2015, 21:29 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komunitas Ciliwung Merdeka menyatakan bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah menerima konsep Kampung Susun Manusiawi yang digagas oleh komunitas tersebut sebagai hunian untuk warga Kampung Pulo. Namun, konsep itu harus mendapat persetujuan dari warga setempat.

Ketua Komunitas Ciliwung Merdeka Sandyawan Sumardi mengatakan, dalam pertemuan yang berlangsung pada 18 September lalu, Basuki atau Ahok telah menyetujui gagasan yang disampaikan komunitas tersebut.

"Tanggal 18 September lalu, desain Ciliwung Merdeka untuk Kampung Susun itu disetujui oleh Pemprov DKI, Pak Ahok sudah setuju," kata Sandyawan di sela-sela pelatihan ekonomi bagi sejumlah warga Kampung Pulo di kantornya, Sabtu (26/9/2015).

Menurut Sandyawan, kampung susun manusiawi ini rencananya akan mulai dibangun pada 2016. Pembangunannya diperkirakan akan memakan waktu selama tiga tahun.

"Itu besar banget karena tiga tahun itu pembangunannya," ujar Sandyawan.

Kampung Susun Manusiawi merupakan hunian vertikal di Kampung Pulo yang didesain seperti rumah susun. Hunian ini dirancang dengan model panggung di lantai satu dan dua. Model panggung dipilih untuk adaptasi terhadap kondisi alam sehingga warga tidak perlu dijauhkan dari tempat tinggalnya ketika terjadi banjir.

Sandyawan mengatakan, dua lantai di kampung susun itu dapat digunakan sebagai tempat kegiatan usaha bagi warga.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta Ika Lestari Aji mengatakan bahwa Gubenur telah menyetujui konsep tersebut. "Untuk konsepnya Pak Gubernur sudah setuju, tapi desainnya dari Ciliwung Merdeka. Desain itu masih kita diskusikan," ujar Ika.

Ia mengatakan, Ciliwung Merdeka harus mengadakan sosialisasi konsep kampung susun itu kepada warga Kampung Pulo. Jika warga setempat menerima, maka konsep itu dapat diajukan kepada pemerintah. "Diajukan ke kita dalam bentuk desain dan RAB (rancangan anggaran biaya) ke kita," ujar Ika.

Ika menyebutkan, pembangunan kampung susun itu akan dilakukan segera setelah warga menerima desain yang diusulkan oleh komunitas tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com