"Awalnya memang sepak bola, mereka ejek-ejekan karenatidak terima (hasil) sepak bola itu," kata Agus di Mapolsek Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/10/2015).
Lebih lanjut, tawuran di Kelurahan Menteng biasanya dapat diredam dan tidak mengakibatkan kerugian yang signifikan.
Namun tawuran terakhir yang terjadi dua kali berturut-turut pada Sabtu (12/9/2015) dan Kamis (17/9/2015) di Jalan Anyer merusak enam rumah warga dan merusak sebuah ambulans. (Baca: Tawuran di Menteng Gunakan Batu Bata hingga Senapan Angin)
"Baru kali ini terjadi yang sebesar ini. Dulu memang pernah terjadi juga tetapi skala kecil tidak sebesar ini dan itu juga tidak ada korban," ucap Agus.
Oleh karena itu, sejak kejadian itu pihak Kecamatan dan Kelurahan Menteng bekerja sama dengan aparat keamanan berjaga di lokasi.
"Setiap malam ada sekitar 30 orang petugas gabungan dari tiga pilar yang berpatroli untuk menjaga keamanan di Menteng," katanya.
Polisi telah menangkap enam pelaku tawuran yang terjadi berturut-turut di Jalan Anyer Menteng.
Namun penyelidikan masih dilakukan karena polisi menilai keenam pelaku itu bukanlah otak utama dari tawuran yang membuat kerugian materi sebanyak Rp 80 juta tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.