Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/10/2015, 16:19 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin menganggap perseteruan antara Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan Kementerian Dalam Negeri menjadi hal biasa. Menurut Selamat, itu merupakan cara Ahok (sapaan Basuki) untuk menciptakan citra baik akan dirinya.

"Ahok itu dijaga dengan citranya itu aja karena media darling-nya terlalu darling. Itu yang dijaga Ahok. Metode Ahok itu menyerang lawannya sehingga lawan salah. Dia benar dan mendapat image bagus," ujar Selamat di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Kamis (8/10/2015).

Selamat berpendapat, perselisihan Ahok dengan Kemendagri kali ini menggunakan metode yang sama. Ketika dikritik mengenai penyerapan anggaran yang rendah, Ahok balik menyalahkan Kemendagri yang terkesan menghambat pengesahan APBD Perubahan DKI 2015.

Kini, kata Selamat, Ahok balik menyindir Kemendagri soal E-KTP yang dinilai tidak bisa diurus oleh Kemendagri. Selamat mengatakan, hal yang sama juga pernah terjadi ketika Ahok berseteru dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Bahkan, anggota Dewan tidak luput dari hal itu. Begitu pun dengan jajaran satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) Ahok.

"BPK ada temuan, Ahok bilang, 'Ah BPK coba pembuktian terbalik. Emang dia lurus'. Terus Dewan, Dewan naik gaji boleh asal jangan nyuri. Nyuri apaan sih? Tiba-tiba ngomong gitu. Terus pokoknya kalau ada kegiatan enggak benar, bawahannya salah. Dia menyerang di sisi lain untuk naikkan citra diri," ujar Selamat.

"Pasal satu, Ahok selalu benar. Kalau Ahok salah, kembali ke pasal satu. Dan kalau pemimpin seperti itu, harus hati-hati. Enggak sehat buat dia juga," tambah Selamat.

Sebenarnya, kata Selamat, masalah APBD Perubahan ini tidak perlu sekeruh sekarang. Ahok seharusnya menjadikan Kemendagri sebagai mitra dan mendiskusikan permasalahan APBD-P. Selamat meminta Ahok untuk tidak menganggap semua kritikan bertujuan menjatuhkan dia.

"Ahok butuh tahu tuh, jadi masukan dari berbagai pihak tidak perlu juga diartikan sebagai upaya menjatuhkan dia atau menjelekkan dia. Ini obyektif kok. Maksudnya, yuk bercermin bareng-bareng. Penyerapan anggaran rendah itu karena apa ya kira-kira," ujar dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 18 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 18 Maret 2024

Megapolitan
Paling Banyak karena Tak Pakai Sabuk, 14.510 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan Jaya 2024

Paling Banyak karena Tak Pakai Sabuk, 14.510 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan Jaya 2024

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pemalang untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pemalang untuk Mudik 2024

Megapolitan
Kasus Meterai Palsu Ratusan Juta Rupiah di Bekasi, Bagaimana Cara Membedakan Asli dan Palsu?

Kasus Meterai Palsu Ratusan Juta Rupiah di Bekasi, Bagaimana Cara Membedakan Asli dan Palsu?

Megapolitan
Penggerebekan Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Rumah Kos Jagakarsa Berawal dari Pengguna yang Tertangkap

Penggerebekan Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Rumah Kos Jagakarsa Berawal dari Pengguna yang Tertangkap

Megapolitan
Gerebek Kos-kosan di Jagakarsa, Polisi Sita 500 Gram Tembakau Sintetis

Gerebek Kos-kosan di Jagakarsa, Polisi Sita 500 Gram Tembakau Sintetis

Megapolitan
Mengenal Sosok Eks Danjen Kopassus Soenarko yang Demo di KPU, Pernah Dituduh Makar pada Masa Pilpres 2019

Mengenal Sosok Eks Danjen Kopassus Soenarko yang Demo di KPU, Pernah Dituduh Makar pada Masa Pilpres 2019

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jabodetabek 19 Maret 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jabodetabek 19 Maret 2024

Megapolitan
Polsek Pesanggrahan Gerebek Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Sebuah Rumah Kos

Polsek Pesanggrahan Gerebek Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Sebuah Rumah Kos

Megapolitan
Tarif Penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni 2024

Tarif Penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni 2024

Megapolitan
Ingat Kematian, Titik Balik Tamin Menemukan Jalan Kebaikan sampai Jadi Marbut Masjid

Ingat Kematian, Titik Balik Tamin Menemukan Jalan Kebaikan sampai Jadi Marbut Masjid

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Satpol PP Segel Tempat Prostitusi di Cilincing demi Menjaga Ketenteraman Ramadhan

Satpol PP Segel Tempat Prostitusi di Cilincing demi Menjaga Ketenteraman Ramadhan

Megapolitan
Pengedar Narkoba di Kampung Bahari Gunakan Granat Asap dan 'Drone' untuk Halangi Penggerebekan Polisi

Pengedar Narkoba di Kampung Bahari Gunakan Granat Asap dan "Drone" untuk Halangi Penggerebekan Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com