Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog: Agus Penyiksa Seksual Anak

Kompas.com - 13/10/2015, 15:55 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Agus (39), pembunuh PNF (9), bocah dalam kardus, dianggap bukan seorang paedofil. Pernyataan ini dikeluarkan oleh psikolog seksual, Zoya, setelah memeriksa kondisi Agus.

"Oke, jadi intinya bahwa tersangka bukan seorang paedofil seperti yang diberitakan sebelumnya. Kalau tersangka seorang paedofil, harusnya sudah ada pelecehan-pelecehan sebelumnya," kata Zoya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (13/10/2015).

Ciri paedofil dalam Agus, lanjut Zoya, hanya sedikit menurut pemeriksaan. Dengan demikian, pelaku tidak bisa didiagnosis sebagai paedofil.

"Kira-kira, kalaupun ada pernyataan yang cukup awal untuk interview singkat tadi, dia merupakan seorang sexual sadist atau penyiksa (seksual terhadap) anak," kata Zoya. 

Kategori penyiksa anak tersebut didapat dari analisis bahwa tindakan terhadap PNF merupakan percobaan kedua. Sebelumnya, pelaku mencoba melakukan aksinya terhadap T. Namun, korban dikatakan melawan.

"Percobaan pertama gagal karena ditolak sang anak dan kondisi tidak memungkinkan. Namun, sebelumnya, kalau kondisi memungkinkan, seperti sendirian dan sepi, kemungkinan semuanya bisa terjadi," kata Zoya.

Agus dianggap sebagai seorang individu yang lebih kurang gagal mengekspresikan gairah seksualnya. Ia tidak memiliki kemampuan sosial untuk mendekati orang sebaya.

"Sekalipun bisa mendekati, ya dinikahi yang pertama karena sudah hamil, dan kedua juga demikian. Seumur hidup usaha dia untuk mendekati perempuan, akhirnya dinikahi," kata Zoya.

Bukti lainnya, Agus selama ini selalu menggunakan pekerja seks komersial untuk mengekspresikan gairahnya. Jadi, Agus dianggap tidak bisa bersosialisasi dengan sehat.

"Untuk sementara waktu, saya bisa katakan, dia (punya) penyimpangan sosial yang belum dispesifikasi," kata Zoya.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengungkapkan, pihaknya sengaja mengundang Zoya untuk mendalami karakter Agus. Dengan demikian, saat pemeriksaan, penyidik bisa mendapatkan data yang cukup untuk menggali latar belakang motif Agus.

"Ini adalah bagian dari upaya kami nanti dalam proses pemberkasan penyidikan, termasuk, yang paling penting, upaya Polri mendapatkan analisis yamg tepat tentang strategi pencegahan kekerasan terhadap anak pada kemudian hari," kata Krishna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com