Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi PDI-P Sebut Ahok Tak Ramah kepada "Wong Cilik"

Kompas.com - 15/10/2015, 08:28 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, memiliki penilaian khusus terhadap Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. Eva menilai, Ahok (sapaan Basuki) tidak memiliki sikap dan kebijakan yang ramah terhadap masyarakat menengah ke bawah.

"Relawan sudah mulai menyoal ini, Ahok cenderung ramah ke kaum kapitalis, tetapi tidak ramah ke wong cilik," ujar Eva dalam diskusi sekaligus rilis survei bertajuk Ahok dan Para Penantangnya yang diadakan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta Pusat, Rabu (14/10/2015).

Menurut Eva, beberapa contoh sikap tidak ramah Ahok terhadap warga miskin adalah penertiban PKL dan penggusuran.

Dalam dua hal itu, Ahok seperti tidak mengakomodasi keinginan warga. Meski mendapat banyak kritik dan protes dari warga miskin, Ahok bergeming dengan keputusannya.

Sementara itu, menurut Eva, Ahok terlihat kooperatif dan bisa mengakomodasi keinginan pengusaha. Hubungan Ahok dengan pengusaha dinilai baik. Terbukti dari banyaknya CSR yang diterima Pemerintah Provinsi DKI.

Eva mengatakan, semua hal tersebut juga diperparah oleh profil warga Jakarta yang menjadi pendukung Ahok.

Menurut Eva, para pemilih sekalipun tidak memiliki solidaritas tinggi terhadap rakyat kecil sehingga apa yang dilakukan Ahok seolah mendapat pembenaran dan Ahok tetap didukung.

"Menurut saya, ini terkait juga dengan perilaku pemilih, solidaritas kepada wong cilik menipis. Itu kenapa Ahok berani mempertahankan sikapnya itu. Ternyata teman dari kelas menengah itu happy kok dengan adanya penggusuran. Saya pikir ini bahaya kalau ada pemimpin enggak sensitif dengan isu orang miskin," ujar Eva.

Eva menilai hal yang berbeda justru ditunjukkan oleh mantan rekan Ahok dalam memimpin Jakarta, yaitu Presiden RI Joko Widodo. Menurut Eva, Jokowi justru memperlihatkan bahwa dia mempertahankan dukungan dari masyarakat miskin.

Berbeda dengan Ahok, Jokowi justru dinilai sering mendengar keluhan rakyat miskin. Hal itu ditunjukkan dengan blusukan-blusukan yang sering dilakukan Jokowi. Namun, hal itu sudah ditinggalkan oleh Ahok.

"Mudah-mudahan, dia mulai mendengar kritik bahwa harus fair dengan orang miskin. Pemimpin itu kan tegas boleh, tetapi harus manusiawi. Tegas boleh, tetapi harus ada nurani," ujar Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com