Di kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Pasar Rebo, Jakarta Timur, bocah berusia delapan tahun ini mengakui kerap dipukul orangtuanya. Salah satu alasan orangtua memukuli Sri, misalnya, karena di rumah tidak ada uang.
"Dipukul-pukulin enggak tahu kenapa. Marah karena di rumah enggak ada uang," kata Sri, Sabtu (17/10/2015).
Sri mengaku, ia dipukuli dengan menggunakan ikat pinggang atau bilah bambu. Rupanya, kakak tiri Sri juga pernah melakukan kekerasan terhadapnya.
"Di kepala pernah ditusuk pakai gunting. Aku obatin sendiri," ujar gadis cilik itu dengan polos.
Tampaknya, kedua orangtua Sri kerap melakukan kekerasan terhadap anak-anaknya. Sebab, kakak tiri Sri pun juga kadang menjadi sasaran amukan orangtua.
Setelah orangtua kandungnya berpisah, Sri mengaku ikut dengan ayahnya yang berinisial BHP dan ibu tirinya, IK. Di keluarga baru inilah Sri kerap mengalami kekerasan, bahkan ia sampai tidak bersekolah.
Ibu tirinya meminta agar ia menjual baju di jalan untuk mendapatkan uang. Tragisnya, anak tersebut tak boleh pulang ke rumah kalau belum mendapatkan uang Rp 50.000. Untungnya, meski baju jualannya sering tak laku, tetapi kadang ia mendapatkan uang dari pemberian orang yang merasa kasihan.
"Dikasih sama orang, katanya buat beli susu," ujar Sri.
Namun, pada Senin (12/10/2015) dini hari, akhirnya Sri ditemukan oleh seorang penjual soto di samping Plaza Cibubur yang menolongnya. Ia kini diamankan oleh Komnas Perlindungan Anak.
Kasus dugaan penelantaran, eksploitasi ekonomi, dan KDRT terhadap Sri telah dilaporkan ke Polsek Gunung Putri dan akan dilaporkan pula ke Polres Bogor. Adapun orangtua Sri saat ini belum diketahui keberadaannya sejak kasus itu muncul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.