Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Kadis Kebersihan DKI Disebut Tak Berani Beri SP ke PT Godang Tua Jaya

Kompas.com - 29/10/2015, 14:10 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kebersihan DKI Isnawa Aji mengakui Surat Peringatan yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi DKI kepada PT Godang Tua Jaya sudah terlambat.

Isnawa mengatakan hal itu karena kepala dinas sebelumnya tidak berani menerbitkan SP kepada mereka meskipun penerbitan itu memiliki dasar hukum.

"Kenapa kami keluarkan SP 1? Karena ada surat dari BPK RI untuk menindaklanjuti LHP BPK RI," ujar Isnawa dalam rapat bersama Komisi D di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Kamis (29/10/2015).

"Kenapa dari dulu enggak keluar? Dulu kadisnya menghindari hal itu. Mungkin karena belum siap swakelola. Padahal BPK sudah kejar ini bertahun-tahun. Akhirnya kerugian negara menjadi terakumulatif."

Hal itu untuk menjawab pertanyaan anggota Komisi D, Tandanan Daulay, yang bingung SP baru keluar tahun ini. Sebab, PT Godang Tua Jaya telah lama wanprestasi.

Tandanan mencontohkan perjanjian dalam kontrak antara Pemprov DKI dengan Join Operation antara PT Godang Tua Jaya dan PT Navigate Organic Energy Indonesia (NOEI).

Seharusnya, PT NOEI bisa menghasilkan listrik sebanyak 29 megawat tiap tahunnya. Namun, hal itu tidak bisa dipenuhi.

"Jadi kontrak dengan Godang Tua ini, sebenarnya ini orang terlalu berani. DKI itu telat kasih peringatan ini," ujar Tandanan.

Berdasarkan draf Surat Peringatannya, Join Operation PT Godang Tua Jaya dan PT NOEI belum sepenuhnya memenuhi persyaratan finansial untuk mendanai rencana investasi.

Kemudian, join operation tersebut juga tidak menerima tipping fee melalui rekening bersama. Mereka memiliki rekening masing-masing untuk menerima hal itu.

Terakhir, mereka juga belum sepenuhnya berhasil membuat sarana serta prasarana seperti pembangunan sarana Galvad di TPST Bantargebang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com