"Awalnya, dia mengaku jual minuman, tetapi enggak ada barang dagangannya. Petugas malah melihat ada kantong plastik hitam. Isinya uang pecahan Rp 100.000 banyak sekali," kata Kepala Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan April Astuti saat dihubungi pewarta, Sabtu sore.
April menjelaskan, uang sebanyak Rp 43,9 juta itu terlihat berantakan alias tidak disusun rapi oleh Ahmad. April curiga Ahmad telah berbohong karena selain tidak ada barang dagangan yang dia bawa, juga tidak ada uang receh yang biasanya selalu disiapkan oleh para pedagang.
Dari penampilannya, Ahmad terlihat lusuh. Dia tidak memakai alas kaki sama sekali. Kuku kaki sebelah kirinya panjang-panjang, berbeda dengan kuku kaki sebelah kanannya. Tidak ada tanda pengenal atau identitas apa pun pada diri Ahmad.
Ahmad mengaku berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Dia juga mengaku telah menikah dan punya tiga orang anak, tetapi sudah bercerai.
Saat ini, Ahmad dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang lainnya yang ikut terjaring telah dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya II, Cipayung, Jakarta Timur.
"Jadi, mau dipulangkan ke daerah asalnya atau bagaimana, itu kewenangan pihak pantinya nanti," tutur April.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.