Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bayar Gaji Pegawai Kok kayak Cicil Panci?"

Kompas.com - 23/11/2015, 14:11 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wajah Agus (49) tampak kebingungan melihat pegawai Suku Dinas Pelayanan Pajak Daerah (PPD) Jakarta Utara yang menyambangi perusahaan tempat ia bekerja, yakni PT Dok Koja Bahari Unit 1, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (23/11/2015).

"Ini ada apa ya?" kata Agus kebingungan melihat kedatangan para pegawai Sudin PPD Jakarta Utara tersebut.

Setelah diinformasikan bahwa kedatangan petugas tersebut untuk memasang papan penunggakan pajak, Agus baru mengetahui bahwa kantornya itu menunggak pajak hingga Rp 733 juta.

Mendengar total tunggakan pajak kantornya itu, Agus mengaku tidak heran. (Baca: BUMN Ini Menunggak Pajak Hingga Rp 11 Miliar)

Pasalnya, menurut Agus, perusahaan tempat ia bekerja tersebut kerap telat membayarkan gaji pegawainya. "Wajarlah nunggak, gajiannya saja macet," ucap Agus.

Pria yang sudah bekerja di PT Dok Koja Bahari Unit 1sejak 1998 tersebut bercerita bahwa dalam dua bulan terakhir pembayaran gaji karyawan bermasalah.

Agus mengaku tidak langsung menerima gaji secara penuh dalam satu bulan. Gaji yang diterima Agus dibayarkan dengan cara dicicil. 

Menurut dia, pembayaran gaji yang dicicil ini menyulitkan para karyawan. "Bayar gaji kayak kredit panci," kata dia. (Baca: BUMN Ini Menunggak Pajak 22 Tahun)

Terkait pemasangan papan peringatan menunggak pajak, Agus mendukung langkah pemerintah tersebut.

Sebab, ia berharap peringatan semacam ini menyadarkan manajemen untuk tidak bermain-main dalam mengelola perusahaan.

"Kalau dipasang ginian (papan peringatan) kan jadi ramai, bagus, kita jadi diperhatikan," ujar Agus.

Selain permasalahan pembayaran gaji, Agus mengeluhkan belum dibayarnya uang makan dan lembur. "Jadi, enakan makan di rumah saja," kata Agus.

Pegawai lainnya, Yadi (55), menyampaikan pengakuan senada.

Ia bahkan mengeluhkan lamanya proses pengangkatannya sebagai karyawan perusahaan.

"Sudah gaji kecil, harus dicicil bayarnya," ujar pria yang bekerja di PT Dok Koja Bahari Unit 1 sejak 1990 itu.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, pemasangan papan peringatan di PT Dok Koja Bahari Unit 1, Tanjung Priok, berjalan lancar.

Tak ada penolakan dari pegawai, manajemen, ataupun warga lingkungan sekitar. (Baca: 216 Orang Kaya di Jakarta Utara Tunggak PBB-P2 hingga Rp 163 Miliar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Megapolitan
'Flashback' Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

"Flashback" Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

Megapolitan
Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Megapolitan
Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com