Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emas untuk Puskesmas Koja berkat Program Nifas

Kompas.com - 08/12/2015, 16:38 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dengan konsep sederhana, tim dari Puskesmas Koja, Jakarta, bisa membawa pulang emas mengalahkan puluhan negara di ajang International Convention in Quality Control Circles (ICQCC) di Changwon, Korea Selatan, Oktober lalu. Aktor di balik kemenangan puskesmas itu yakni Tim Mahadewi.

Mereka adalah sebuah tim beranggotakan 10-12 orang yang membawa konsep pelayanan terhadap ibu dan anak pasca-kelahiran atau pada masa nifas.

Nifas adalah masa 40 hari setelah wanita melahirkan anak yang rentan terjadi kematian. Ternyata, konsep itu berkenan di hati juri ajang tersebut.

Padahal, Puskesmas Koja bersaing dengan tim lain yang mempresentasikan inovasi yang tak kalah hebat.

Puskesmas Koja masuk dalam kelompok kategori hospital, medicial, service, dan military service yang di dalamnya terdapat 29 tim dari berbagai negara.

Tim lain mempresentasikan, misalnya tentang transplantasi, layanan publik tentang air, makanan diet untuk pasien, bagaimana makanan rumah sakit tak tercemar kuman, dan mempercepat waktu tunggu transplantasi.

Tim Puskesmas Koja mengaku sempat deg-degan berhadapan dengan lawan yang tak kalah hebat. Namun, akhirnya mereka dapat memenangi ajang ini.

"Mungkin dilihat dari nilai manfaatnya yang tinggi. Ini salah satu upaya untuk menurunkan kematian ibu dan bayi setelah melahirkan. Jadi memang berhubungan dengan nyawa dan kemanusiaan, berbeda dengan yang lain," kata Kepala Puskesmas Koja Lysbeth Regina Pandjaitan kepada Kompas.com, Selasa (8/12/2015).

Selain sebagai satu usaha menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi, menurut dia, inovasi ini juga mendukung MDGs dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

Meski membawa inovasi sederhana, tetapi Lysbeth yakin inovasi pelayanan tersebut berguna, khususnya bagi negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki tingkat kelahiran cukup tinggi.

"Mungkin mereka merasa sederhana, tapi memang (pelayanan setelah nifas) dibutuhkan, khususnya negara berkembang seperti kita. Kalau Korea dan Jepang kan enggak mau punya anak (angka kelahiran rendah)," ujar Lysebth.

Apa yang disampaikan ini, menurut dia, sudah dipraktikkan di Puskesmas Koja yang kini sudah jadi rumah sakit.

Di lantai tiganya, mereka menata kembali pelayanan di ruang bersalin, ruang rawat inap, ruang bayi yang sakit dipisahkan dari yang baru lahir, USG untuk ibu hamil, nurse station atau ruang tunggu bidan jaga, pelayanan ANC Trimester 3, dan lainnya. Ada juga ruang tunggu untuk pasien yang akan USG.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Kematian Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha Tambang

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Kematian Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha Tambang

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com