Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan Bilang Kejelekan Metromini Tidak Bisa Ditoleransi"

Kompas.com - 20/12/2015, 15:07 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen metromini mengakui armadanya sudah berusia cukup tua layaknya orang yang sudah lanjut usia atau lansia.

Namun, bukan berarti sama sekali tidak ada hal positif dari keberadaan bus metromini.

"Jangan bilang kejelekan metromini tidak bisa ditoleransi. Belum ada angkutan di Jakarta yang bagus-bagus," kata Direktur Utama PT Metromini Nofrialdi, Minggu (20/12/2015).

Dia mengumpamakan, jika seseorang memiliki orangtua yang sudah berumur lanjut, bukan berarti harus dibuang atau ditelantarkan begitu saja.

Hal yang sama berlaku juga untuk armada bus metromini. Perbaikan bus metromini membutuhkan kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak, khususnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Terkait dengan penawaran dari Pemprov DKI, Nofrialdi mengakui, manajemen metromini sudah siap untuk bergabung dengan PT Transjakarta seperti yang ditempuh oleh Kopaja.

Dia menyebut, jika Pemprov DKI serius ingin membenahi metromini, maka bulan Januari 2016 mendatang, pihaknya sudah bisa mengoperasikan setidaknya 250 unit bus metromini yang kondisinya masih baik.

"Kalau menyetujui, Januari paling lambat akhir beroperasi. Apakah Pemda menyetujui? Saya minta ke Gubernur, bisa enggak? Kalau dia yang enggak mau, bukan kita yang enggak mau gabung, loh," kata Nofrialdi.

Seputar 250 unit bus itu tidak dijelaskan lebih lanjut. Nofrialdi hanya bilang, bus tersebut sudah ada dan siap untuk dioperasikan.

"Dari mana mobilnya, ah lihat nantilah. Yang penting setuju dulu," ujar dia.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Transjakarta Antonius NS Kosasih membantah klaim Nofrialdi yang menuturkan sudah menyiapkan ratusan unit bus sedang untuk bergabung dengan PT Transjakarta.

Menurut Kosasih, bus-bus yang dimaksud oleh Nofrialdi adalah bagian dari 200 unit bus milik Kopaja. Lokasinya ada di Legok, Tangerang.

Ratusan bus itu rencananya akan digunakan untuk layanan bus transjakarta non-busway, di antaranya melayani stasiun-stasiun yang tidak dilalui koridor busway. Layanan tersebut ditargetkan beroperasi paling cepat awal tahun 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com