Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi A DPRD Temukan Selisih Anggaran Puluhan Miliar di RAPBD DKI

Kompas.com - 21/12/2015, 16:15 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi A DPRD DKI Jakarta membatalkan rapat kerja dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang berada di ruang lingkung bidang pemerintahan, di Gedung DPRD DKI, Senin (21/12/2015).

Penyebabnya, karena adanya selisih anggaran di rancangan pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) 2016.

Sekretaris Komisi A Syarif mengatakan, selisih anggaran akibat adanya perbedaan pagu di anggaran yang disajikan dalam kebijakan umum anggaran dan plafon prioritas anggaran sementara (KUA-PPAS) dengan yang ada di rencana kerja anggaran (RKA) untuk tahun 2016.

"Rapat diskors lanjut besok karena ada trouble. TAPD (tim anggaran pemerintah daerah) enggak siap dalam menyajikan RKA yang fixed pagunya," kata dia di Gedung DPRD DKI, Senin (21/12/2015).

Sejumlah SKPD yang ruang lingkup kerjanya menjadi pengawasan Komisi A, di antaranya pemerintahan kota di wilayah, Inspektorat, Satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Komunikasi Informasi dan Kehumasan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan.

Menurut Syarif, bila ditotal, selisih anggaran yang ada pada kegiatan di SKPD-SKPD tersebut mencapai sekitar Rp 28,4 miliar.

"Jadi di KUA-PPAS Rp 10 juta plafonnya. Tiba-tiba di RKA harus dirinci dalam komponen-komponen satu kegitan bernilai Rp 10 juta. Begitu di e-component enggak masuk cuma Rp 9 juta, kan ada selisih Rp 1 juta. Nah, itu dikumpulin dari 22 SKPD selisihnya Rp 28 miliar," tutur Syarif.

Syarif enggan berspekulasi seputar dugaan adanya kecurangan. Ia hanya memperkirakan adanya selisih disebabkan adanya anggaran yang belum terinput di upate e-budgeting.

"Kemungkinan pertama si Kepala SKPD itu nginput e-component melalui alat bantu e-budgeting yang belum diupdate per akhir Agustus," ujar dia.

RAPBD DKI 2016 diketahui mencapai Rp 66,3 triliun. Setelah dibahas di tingkat komisi, RAPBD akan dikirimkan ke Kemendagri untuk dikoreksi dan dievaluasi. Pengesahannya menjadi APBD ditargetkan dapat dilakukan sebelum tahun baru 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com