Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ahok Itu Selalu Berprasangka Negatif ke PNS"

Kompas.com - 29/12/2015, 14:02 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta bidang pemerintahan, Syarif, menilai alasan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menggandeng pegawai negeri sipil (PNS) sebagai calon wakil gubernur tidak tepat.

Ahok (sapaan Basuki) sebelumnya ingin menggaet PNS DKI agar stigma PNS yang korup dan pemalas bisa hilang.

"Memang sekarang PNS dapat stigma? Kan enggak. PNS DKI relatif masih bagus kok. Ahok itu kan selalu prasangka negatif terus kepada PNS," ujar Syarif di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Selasa (29/12/2015).

Syarif berpendapat Basuki sedang menguji teori yang dia buat sendiri dengan menggandeng PNS sebagai cawagub. Jika dia bisa menang pilkada dengan menggandeng PNS sebagai cawagub, maka Basuki beranggapan bahwa stigma negatif itu bisa hilang.

"Bagaimana jika terbalik? Jika kalah maka stigma negatif akan tetap melekat di diri PNS dong. Ini yang saya sebut tidak tepat," ujar politisi Partai Gerindra ini.

"Mungkin buat Ahok ini positif saja sebagai bagian dari cara jitu pencitraan. Bayangkan dampaknya jika PNS yang digandeng gagal?" tambah dia.

Menurut Syarif, seharusnya PNS dipilih karena sosoknya yang memang memiliki kemampuan menjadi pemimpin. Bukan untuk pembuktian semata bahwa PNS tidak selamanya korup.

Dia menyebutkan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah yang masuk bursa calon gubernur Partai Gerindra. Syarif mengatakan masuknya Saefullah bukan upaya untuk menghilangkan stigma negatif PNS.

"Saefullah itu di penjaringan cagub Gerindra diperhitungkan dan dasarnya bukan untuk menghilangkan stigma negatif PNS. Namun merekrut tokoh terbaik warga DKI untuk bersama-sama membangun ibu kota," ujar Syarif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com