Pernyataan ini disampaikan Jokowi saat membuka perdagangan saham 2016 di Bursa Efek Indonesia pagi tadi. (Baca: Dorong Optimisme Pasar, Jokowi "Pamer" Penerimaan Negara )
Basuki pun menduga optimisme yang diserukan Jokowi tersebut berkaitan dengan proyek pembangunan di Jakarta, khususnya pembangunan mass rapid transit (MRT).
"Mungkin salah satu yang beliau tawarkan adalah pembangunan MRT (mass rapid transit) juga di Jakarta," kata Basuki seusai menghadiri pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia tahun 2016 di Gedung BEI, Jakarta, Senin (4/1/2016).
Basuki mengatakan, Presiden Jokowi menginginkan agar pembangunan di Jakarta turut menggunakan uang masyarakat, tidak hanya memakai uang negara.
"Salah satunya uang yang dianggap jangka panjang adalah bursa. Bagi saya adalah ini (pakai bursa) juga lebih profesional," kata Basuki.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan bahwa pada tahun 2014, banyak pihak yang pesimistis dengan pencapaian perekonomian Indonesia.
Akan tetapi, angka-angka dan indikator makro-ekonomi yang ada menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia mampu tumbuh di tengah kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian.
Presiden juga menyebut penerimaan pajak mencapai atau 83 persen dari target. Sementara itu, penerimaan non-pajak mencapai 93,8 persen atau Rp 252,4 triliun.
Adapun serapan belanja negara mencapai 91,2 persen pada tahun 2015 atau sekitar Rp 1.810 triliun. (Baca: Jokowi: Hadapi 2016, Kuncinya Optimisme)
Angka ini meleset dari yang diperkirakannya, yakni sekitar 92-93 persen. Sisa lebih perhitungan anggaran (silpa) mencapai Rp 10,8 triliun pada 2015.
"Pertumbuhan ekonomi antara 4,7 dan 4,8 persen, turun dari 2014, yaitu 5 persen. Coba dilihat negara-negara lain yang turun sampai 1,5 persen, 1 persen, 3 persen. Kita hanya 0,2 atau 0,3 persen," ujar Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.