Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Kriminolog tentang Kejahatan dengan Menaruh Racun

Kompas.com - 11/01/2016, 10:34 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kriminolog Universitas Indonesia, Yogo Tri Hendiarto, menilai, menaruh racun di tempat publik sangat berisiko ketahuan. Sebab, sifat racun mematikan.

"Kalau diracun di tempat publik, itu tidak masuk akal karena risikonya besar sekali diketahui," kata Yogo kepada Kompas.com di Jakarta, Senin (11/1/2016).

Yogo menambahkan, biasanya, pelaku hanya berani menaruh racun di tempat rahasia sehingga aktivitasnya tidak langsung diketahui.

Selain itu, lanjut Yogo, biasanya, pelaku yang menaruh racun bukanlah orang terdekat korban, melainkan suruhan.

Menanggapi kasus kematian Wayan Mirna Salihin (27), Yogo enggan berspekulasi lebih jauh mengenai penyebab kematian warga Sunter tersebut.

Menurut dia, polisi harus bisa membuktikan terlebih dahulu penyebab kematian Mirna.

"Paling penting harus tahu dulu kenapa dia (Mirna) sampai meninggal. Apakah karena alergi, kedaluwarsa, atau racun," kata Yogo.

Sampai saat ini, polisi belum menyimpulkan hal yang sebenarnya terjadi terhadap Mirna. Adapun hasil pemeriksaan dari Puslabfor Polri masih berlangsung dan direncanakan selesai pada Senin (11/1/2016).

Setelah keluar, hasil pemeriksaan Puslabfor Polri akan dibandingkan dengan hasil pemeriksaan dari Bidokkes Polda Metro Jaya untuk melengkapi informasi tentang hal yang sebenarnya terjadi terhadap Mirna dari sisi medis.

Adapun sejumlah saksi juga akan menjalani pemeriksaan ulang oleh pihak kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com