Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Feeder" Transjakarta ke Marunda Belum Angkut Penumpang di Titik Pemberhentian

Kompas.com - 18/01/2016, 13:55 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bus pengumpan atau feeder transjakarta ke Rusunawa Marunda tidak menerima maupun menurunkan penumpang di 12 titik pemberhentiannya sepanjang Marunda hingga Tanjung Priok dan sebaliknya.

Hal itu dikatakan petugas transjakarta di halte Tanjung Priok, Dedy, saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (18/1/2016).

"Sementara ini enggak angkut penumpang di tengah-tengah. Dari Tanjung Priok, langsung ke (Rusunawa) Marunda," kata Dedy.

Dia dan petugas lain di halte transjakarta tidak mengetahui alasan bus pengumpan tidak berhenti di titik pemberhentian yang sudah ditentukan.

Dedy menceritakan, sempat ada seorang ibu yang marah-marah kepada mereka tadi pagi karena tidak bisa naik dari salah satu titik pemberhentian bus di Enggano.

"Mau gimana ya, sayanya juga enggak tahu apa-apa, nurut perintah saja, namanya juga anak buah. Ibu-ibunya sampai bilang mau lapor Ahok. Ya gimana ya, kitanya juga enggak bisa sembarangan berhenti begitu, perintah dari atasan," tutur Dedy.

Saat Kompas.com mencoba bus pengumpan tersebut dari halte Tanjung Priok, sopir memang tidak berhenti dan meneruskan perjalanan hingga sampai di halte Rusunawa Marunda.

Pramudi di bus tersebut menunjukkan, titik pemberhentian bus pengumpan bukanlah halte transjakarta, melainkan sebuah papan kecil yang diletakkan di pinggir jalan.

"Titik berhentinya itu cuma plang kayak begitu, ada tulisan bus pengumpan transjakarta, begitu," ujar pramudi bernama M Yasin.

Saat dikonfirmasi, Kepala Humas PT Transjakarta Prasetia Budi belum dapat menjelaskan hal tersebut.

Budi berjanji segera berkoordinasi dengan bagian terkait untuk menanyakan mengapa bus pengumpan tidak berhenti di titik pemberhentian yang sudah tersedia.

"Nanti saya koordinasi ya, terima kasih buat masukannya," ucap Budi.

Dari halte Rusunawa Marunda, bus pengumpan seharusnya dapat berhenti di Rumah Si Pitung, Pertigaan Pitungan, Logistik, SMA 52, Kantor Sudin Tenaga Kerja Jakarta Utara, Kanwil Kemenag Jakarta Utara, RS Mulyasari, Plumpang Pertamina, Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Permai Koja, Enggano, hingga ke halte Tanjung Priok.

Dari halte Tanjung Priok, penumpang dapat meneruskan perjalanan dengan berpindah bus ke koridor lain. Khusus untuk warga Rusunawa Marunda, tidak perlu bayar untuk naik bus pengumpan alias gratis.

Cukup dengan menunjukkan KTP atau KJP masing-masing kepada petugas, penghuni Rusunawa Marunda bisa langsung memanfaatkan layanan transportasi hingga ke Tanjung Priok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com