Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilangnya Simpul Utama Kasus Pembunuhan Mirna

Kompas.com - 03/02/2016, 06:08 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus yang pelik. Kata itu dipakai oleh beberapa kriminolog untuk menggambarkan kasus kematian Wayan Mirna Salihin (27) yang hampir sebulan lamanya belum juga terungkap dengan jelas.

Guru Besar Sosiologi Hukum FISIP UI Bambang Widodo Umar menjelaskan pengertian kasus pelik dalam perkara kematian Mirna.

Menurut dia, sampai saat ini, belum ada alat-alat bukti yang secara langsung mengarah pada si tersangka, Jessica Kumala Wongso (27), sebagai pembunuh Mirna.

Untuk menguatkan bukti penetapan Jessica sebagai tersangka, Bambang melihat, polisi mengedepankan alat bukti berupa keterangan dari beberapa pihak yang saling kait-mengkait.

Rangkaian alat bukti tersebut merupakan hasil dari analisis polisi dan kumpulan keterangan saksi ahli, termasuk ahli di bidang psikologi dan pidana.

"Kasus itu memang pelik. Kaitan pelik dalam konsep pembuktian di mana alat-alat bukti yang secara langsung menuju pada si pelaku, masih kurang. Saya menduganya masih kurang," kata Bambang kepada Kompas.com, Selasa (2/2/2016).

Sejalan dengan Bambang, Kriminolog UI Eko Haryanto menjelaskan, ada simpul utama yang menurutnya belum ditemukan polisi.

Simpul utama yang dimaksud adalah soal bukti yang mengkaitkan langsung antara sianida dengan tersangka, dalam hal ini Jessica. Sianida memang ditemukan di gelas, namun di tempat lain tidak ditemukan.

"Polisi belum menemukan simpul utama itu. Soal celana Jessica, menurut saya, polisi menduga, sianida ada di dalam celana itu. Masih tersisa tempatnya atau entah sisa sianida di dalam celana itu. Kalau sudah ditemukan, polisi tidak pusing lagi," ujar Eko.

Simpul utama yang belum ditemukan itu dinilai Eko sebagai titik lemah dalam kasus ini. Sampai kini pun, belum diketahui apakah Jessica benar-benar menaruh sianida ke dalam kopi Mirna. Jessica juga terus membantah dia melakukan hal tersebut.

Adapun dalam tayangan CCTV Kafe Olivier di hari kejadian, hanya merekam Jessica yang terlihat memindahkan gelas kopi Mirna sebanyak dua kali dan seperti sedang mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

Namun, bukti Jessica menuang sesuatu ke kopi Mirna dan yang dituang adalah sianida, itu yang belum didapati. Hal itu juga yang membuat mengapa kasus ini terkesan agak lama. Eko memandangnya sebagai upaya polisi yang berhati-hati.

"Polisi berhati-hati, lebih profesional kalau saya lihat. Sampai ada istilah, lebih baik melepaskan 100 pelaku kejahatan daripada memidanakan satu orang yang tidak bersalah," ujar Eko.

Terlepas dari itu semua, Eko menganggap kinerja polisi sudah baik. Polisi juga perlu bekerja independen, dengan tidak terpengaruh dengan desakan dari berbagai pihak yang ingin kasus ini cepat selesai.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal sebelumnya juga sudah mengatakan telah menyiapkan alat bukti yang tidak terbantahkan untuk memperkuat status tersangka Jessica.

Alat bukti tersebut nantinya digunakan di pengadilan dan diuji oleh hakim apakah memang benar Jessica yang membunuh Mirna atau bukan.

Kompas TV Jessica Dipaksa Polisi Mengaku?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com