JAKARTA, KOMPAS.com - Bagaikan sinterklas di siang bolong, Maman Sulaeman membagikan sebungkus plastik berisi permen dan tisu kepada penumpangnya.
Permen dan tisu ini merupakan bagian dari pelayanan "plus plus" yang ditawarkan Maman. (Baca: Sopir Go-Jek "Plus-plus" Terinspirasi dari Orang Kaya Dermawan).
Pria yang menjadi pengemudi Go-Jek sejak Agustus 2015 ini turut menawarkan power bank gratis keapda setiap penumpang.
Rupanya, pelayanan "plus-plus" yang diberikan Maman tidak sampai di situ. Ia juga menyediakan kotak obat di sepeda motornya.
"Ada kotak P3K juga di motor," ujar Maman Sulaeman saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Kamis (4/2/2016).
Menurut Maman, kotak obat itu selalu dibawanya untuk mengantisipasi kemungkinan bertemu orang luka atau butuh pertolongan di jalan.
"Ya, jadi saya bawa saja kotak obatnya. Semisal ada kejadian kayak orang kecelakaan di Pondok Cabe dulu, saya bisa nolongin," kata dia.
Rupanya, Maman pernah menjadi trapis pengobatan alternatif sebelum beralih profesi menjadi pengemudi Go-Jek.
Ia pernah membuka praktik seperti bekam, refleksi, dan gurah. (Baca: Kisah Go-Jek "Plus-plus").
Bukan hanya itu, Maman juga pernah menjadi tukang koran, agen beras, dan pekerjaan lainnya.
"Saya mah banyak, pernah jadi tukang koran, kerja di taman bacaan, agen beras. Eh, sekarang nge-Go-Jek," tutur dia.
Maman mengaku memberikan layanan "plus-plus" ini sejak September 2015, atau dua bulan setelah ia menjadi pengemudi Go-Jek.
Kala itu, Maman sedang termenung di depan rumahnya. Kemudian, terbesit pikiran untuk memberi buah tangan kepada setiap penumpangnya.
"Terus saya kepikiran, mungkin tisu dan permen bisa buat souvenir-nya begitu," ucap Maman.
Meskipun demikian, menurut Maman, tidak semua penumpang menerima pemberiannya tersebut.
Ada juga penumpang yang menolak pemberian Maman karena enggan menerima permen dari orang yang tidak dikenal baik.
"Tapi saya enggak masalah. Saya cuma ingin berbagi. Ya, kuncinya cuma ngikutin kata hati saja. Seperti kata Mario Teguh, kebaikan belum tentu disambut baik oleh orang lain," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.