Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Go-Jek "Plus-Plus" Juga Bawa Kotak P3K untuk Menolong Orang

Kompas.com - 05/02/2016, 20:00 WIB
Dian Ardiahanni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagaikan sinterklas di siang bolong, Maman Sulaeman membagikan sebungkus plastik berisi permen dan tisu kepada penumpangnya.

Permen dan tisu ini merupakan bagian dari pelayanan "plus plus" yang ditawarkan Maman. (Baca: Sopir Go-Jek "Plus-plus" Terinspirasi dari Orang Kaya Dermawan).

Pria yang menjadi pengemudi Go-Jek sejak Agustus 2015 ini turut menawarkan power bank gratis keapda setiap penumpang.

Rupanya, pelayanan "plus-plus" yang diberikan Maman tidak sampai di situ. Ia juga menyediakan kotak obat di sepeda motornya.

"Ada kotak P3K juga di motor," ujar Maman Sulaeman saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Kamis (4/2/2016).

Menurut Maman, kotak obat itu selalu dibawanya untuk mengantisipasi kemungkinan bertemu orang luka atau butuh pertolongan di jalan.

"Ya, jadi saya bawa saja kotak obatnya. Semisal ada kejadian kayak orang kecelakaan di Pondok Cabe dulu, saya bisa nolongin," kata dia.

Rupanya, Maman pernah menjadi trapis pengobatan alternatif sebelum beralih profesi menjadi pengemudi Go-Jek.

Ia pernah membuka praktik seperti bekam, refleksi, dan gurah. (Baca: Kisah Go-Jek "Plus-plus").

Bukan hanya itu, Maman juga pernah menjadi tukang koran, agen beras, dan pekerjaan lainnya.

"Saya mah banyak, pernah jadi tukang koran, kerja di taman bacaan, agen beras. Eh, sekarang nge-Go-Jek," tutur dia.

Maman mengaku memberikan layanan "plus-plus" ini sejak September 2015, atau dua bulan setelah ia menjadi pengemudi Go-Jek. 

Kala itu, Maman sedang termenung di depan rumahnya. Kemudian, terbesit pikiran untuk memberi buah tangan kepada setiap penumpangnya.

"Terus saya kepikiran, mungkin tisu dan permen bisa buat souvenir-nya begitu," ucap Maman.

Meskipun demikian, menurut Maman, tidak semua penumpang menerima pemberiannya tersebut.

Ada juga penumpang yang menolak pemberian Maman karena enggan menerima permen dari orang yang tidak dikenal baik.

"Tapi saya enggak masalah. Saya cuma ingin berbagi. Ya, kuncinya cuma ngikutin kata hati saja. Seperti kata Mario Teguh, kebaikan belum tentu disambut baik oleh orang lain," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com