Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 33 Tahun, Warung Nasi di Kalijodo Akhirnya Dibongkar Pemiliknya

Kompas.com - 23/02/2016, 13:44 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bunyi ketukan palu mulai terdengar dari kejauhan saat masuk ke lorong di dalam gang Kalijodo. Ketukan tersebut semakin terdengar saat mulai didekati.

Debu dari batu juga tampak beterbangan di sekitar. Maklum, warga mulai berinisiatif untuk membongkar sendiri bangunannya.

Jamal (58), warga Kalijodo Penjaringan, mengungkapkan, dia sengaja membongkar bangunan warung yang ditempati sejak tahun 1983.

"Iya nih mulai dibongkar. Soalnya udah mau siap-siap pindah kan," kata Jamal di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (23/2/2016).

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di Kalijodo, ia membuka warung nasi. Dari situ, ia bisa menghidupi anak-anaknya di Bumiayu, Jawa Tengah.

Jamal mengaku tak ikut pindah ke rusun. Sebab, ia tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta dan tempat tinggal tetap di Kalijodo.

"Dari dulu saya enggak punya KTP. Di sini juga nyewa," ucap Jamal.

Warga lainnya, Roni (40), mengaku membongkar bangunan untuk menjual kembali beberapa bagian rumahnya saat ini. Sebab, nantinya ia akan pindah ke tempat rusun.

"Itung-itung buat nambah duit-lah, Pak. Soalnya kan enggak dikasih uang," kata Roni.

Sementara itu, tak hanya rumah dan bangunan di dalam gang Kalijodo, bangunan di bibir Jalan Kepanduan II juga mulai dibongkar. Bangunan tersebut tampak seperti kafe bewarna hijau. Di depannya bertuliskan Hero.

Dari kejauhan tampak bagian atas bangunan terdiri dari bilik-bilik kamar. Sayang, beberapa pekerja tak mau dimintai keterangan saat ditanya soal tujuan pembongkaran bangunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com