Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Motivator Para Wanita Tuna Susila di Panti Sosial Karya Wanita

Kompas.com - 26/02/2016, 07:29 WIB
Dian Ardiahanni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi seorang pekerja sosial bukanlah hal yang mudah. Apalagi setiap harinya, mereka harus mendampingi para penerima manfaat (PM) di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya, Jakarta Timur.

Sebutan PM itu diberikan bagi para penghuni panti yang mengikuti kegiatan bimbingan dan keterampilan. Rata-rata, mereka adalah wanita tuna susila yang terjaring oleh Satpol PP ataupun pihak kepolisian.

Sri Mulyani adalah salah satu pekerja sosial yang telah mengabdikan hidupnya selama enam tahun di panti. Ia mengakui adanya kesulitan dalam mendamping para PM, terutama, pada bulan pertama, mereka tinggal di panti. Saat itu, keinginan mereka untuk kabur dari panti begitu kuat.

Ia menuturkan, alasan kebanyakan PM adalah tak adanya penghasilan, sementara mereka harus menjadi tulang punggung keluarga. Kondisi tersebut membuat Sri harus selalu siaga untuk menguatkan dan memotivasi para PM yang didampinginya. Motivasi ini terus diberikannya selama enam bulan masa rehabilitasi.

"Saya bilang ke mereka, anggap aja seperti lagi pelatihan di asrama atau di pesantren. Diingatkan juga, di sini ada bimbingan agama mental dan keterampilan, banyak ilmu yang bisa kamu dapat," ujar Sri kepada Kompas.com di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya, Jakarta Timur, Kamis (25/2/2016).

Dalam menangani tiap PM-nya pun berbeda-beda. Sri harus mengetahui karakter dan permasalahan mereka dengan mendalam. Terlebih, saat ini, dirinya harus menangani lima PM pada angkatan pertama tahun 2016.

"Kita ini sudah seperti psikolog juga. Kasih motivasi iya, nanti kalau ada PM yang mau kabur juga kita yang menangani," kata dia. (Baca: Mempersiapkan Kehidupan Baru untuk Para Mantan "Kupu-kupu Malam")

Kedekatan batin yang dimilikinya pun, membuat Sri telah menganggap para PM sebagai bagian dari keluarganya. Sebab, tak jarang juga, perasaan bahagia dan kesal Sri dibuat tercampur aduk saat menangani mereka.

Meski begitu, Sri hanya bisa berharap, kelak mereka bisa menjadi orang dengan kepribadian yang lebih baik lagi. Bisa hidup mandiri dan membuka usaha sesuai dengan bekal keterampilan yang dipelajarinya saat tinggal di panti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com