Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APTB Berhenti Operasi di Jakarta, Penumpang Bingung

Kompas.com - 07/03/2016, 13:04 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga dari luar DKI Jakarta yang biasa menggunakan moda transportasi angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta (APTB) mengeluhkan sulitnya mencari moda alternatif apabila APTB dilarang beroperasi di Jakarta.

Sejak APTB resmi berhenti beroperasi pada Senin (7/3/2016) pagi ini, puluhan penumpang APTB di Halte Cawang UKI tampak kebingungan.

"Bingung saya, biasa cuma sekali naik saja, sekarang harus ganti lagi pakai transjakarta," ujar Sari (52), penumpang APTB 07 Bekasi-Tanah Abang.

Ia pun terpaksa turun di Halte Cawang UKI kemudian menyambung transjakarta Koridor 9 arah Grogol. (Baca: Izin Bermasalah Jadi Alasan Penghentian Operasi APTB di Jakarta)

Hal yang sama juga dialami Doni (45) yang biasa turun di Semanggi. "Baru hari ini hanya sampai UKI Cawang, masih bingung transit naik yang mana," katanya.

Meskipun sudah dilarang beroperasi, sebagian APTB masih melayani rute lintas kota seperti biasa, misalnya APTB Ciawi-Tanah Abang yang dikelola operator Sinar Jaya.

"Memang katanya mau dialihkan di bawah Transjakarta, tetapi belum tahu kapan. Hari ini dari kantor perintahnya masih jalan," kata Viktor, kondektur salah satu armada APTB Ciawi-Tanah Abang.

Terkait penghentian operasi APTB di Jakarta ini, belum semua penumpang mengetahuinya. Andi (36) misalnya.

"Saya belum tahu sama sekali. Enggak ada pengumuman tadi pagi dari kernet atau sopirnya," kata Andi yang biasa menumpang APTB Ciawi-Tanah Abang.

Andi pun berharap akan disediakan moda transportasi lain sebagai pengganti APTB. Sejak hari ini, penumpang dalam kota tidak akan dikenakan ongkos tambahan di dalam APTB.

Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI melarang bus-bus APTB beroperasi di Jakarta sejak akhir pekan lalu.

Bus hanya boleh beroperasi sampai halte terluar dari koridor busway seperti Halte Cawang UKI. (Baca: Maret Ini, 102 Bus Transjabodetabek Ambil Alih Rute APTB

Keputusan ini merupakan bagian dari rencana pengambilalihan rute APTB melalui layanan bus transjabodetabek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com