Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mau Pindah Bagaimana? Uangnya Enggak Ada, Suami Saya Cuma Mulung"

Kompas.com - 07/03/2016, 13:44 WIB
Dian Ardiahanni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah warga kolong Tol Sediyatmo atau yang dikenal dengan kolong Tol Pluit masih bertahan di area tersebut.

Mereka tidur hanya di atas kursi ataupun di kasur-kasur tipis setelah gubuk tempat mereka tinggal dirobohkan.

Udara dingin saat malam dan gigitan nyamuk yang membuat gatal seolah menjadi hal yang biasa. (Baca: Begini Suasana di Kolong Tol Sedyatmo Usai Ditertibkan)

Meskipun demikian, warga tetap bertahan karena mengaku tak tahu harus pindah ke mana.

Holipah (25), misalnya, dia mengaku masih menempati kolong tol karena tak mampu menyewa rumah kontrakan di sekitar kawasan itu.

Menurut dia, harga sewa rumah kontrakan di sekitar kolong Tol Pluit bisa mencapai Rp 800.000 per bulan.

"Mau pindah bagaimana, uangnya saja enggak ada. Suami saya cuma mulung," ujar Holipah saat ditemui di kolong Tol Sediyatmo, Jakarta Utara, Senin (7/3/2016).

Selain itu, Holipah ragu pindah ke rumah kontrakan karena sejumlah rumah kontrakan yang telah ia kunjungi rawan banjir dan atapnya bocor.

Atas dasar itu, Holipah berharap bisa mendapatkan bantuan berupa rusun. (Baca: 20 KK Warga Kolong Tol Pluit Dipastikan Dapat Hunian di Rusun Marunda)

"Ya, tapi kalau bisa jangan Rusun Marunda, kejauhan. Kalau bisa di daerah Kapuk situ," ucap dia.

Senada dengan Holipah, warga lainnya, Melan (52), pun mengatakan belum mau pindah dari kolong Tol Sediyatmo.

Sebab, ia belum menemukan rumah kontrakan dengan harga yang cocok. "Pencariannya dari mana? Saya dulu kuli cuci, tetapi sekarang kan enggak. Suami yang jadi sopir bajaj juga penumpangnya sepi," ungkap dia.

Melan mengaku pernah ditawari untuk pindah ke rusun. Namun, tawaran itu ditolaknya. Dia menilai lebih baik pindah ke rumah kontrakan di sekitar kolong Tol Pluit dibandingkan dengan rusun.

"Enggaklah, jauh rusunnya itu. Suami saya narik bajaj di sini juga," sambungnya.

Pantauan Kompas.com, kolong Tol Sediyatmo bukan hanya masih dihuni oleh beberapa warga. (Baca: Kolong Tol Pluit Porak-poranda).

Tumpukan sampah pasca-penertiban beberapa waktu masih memenuhi sejumlah sudut kolong tol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Kebut Persiapan, Prioritaskan Jemaah Lansia

Megapolitan
Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja 'Video Call' Ibunya Saat Diciduk Warga

Tepergok Hendak Curi Motor, Maling di Koja "Video Call" Ibunya Saat Diciduk Warga

Megapolitan
Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Kronologi Remaja Tikam Seorang Ibu di Bogor, Berawal dari Mabuk dan Panik

Megapolitan
Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Maju Pilkada DKI Jalur Independen, Dharma Pongrekun: Mau Selamatkan Rakyat

Megapolitan
Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Dishub DKI Minta Warga Laporkan ke Aplikasi JAKI jika Temukan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Buntut Penganiayaan Taruna STIP, Desakan Moratorium hingga Penutupan Sekolah Menguat

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Jukir Liar Minimarket Tergolong Tindak Pidana, Dishub DKI Bakal Terapkan Sidang di Tempat

Megapolitan
Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Polisi Sebut Tersangka Kasus Kematian Taruna STIP Masih Mungkin Bertambah

Megapolitan
Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Jukir Liar Tak Setuju Ditertibkan, Kadishub DKI: Siapa Pun yang Timbulkan Keresahan, Harus Ditindak Tegas

Megapolitan
3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

3 Korban Tewas Kebakaran Kapal di Muara Baru Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Remaja di Bogor Ditangkap Polisi Usai Tusuk Seorang Ibu dalam Keadaan Mabuk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com