Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ada Wacana Parpol Akan Menyatu di Pilkada Jakarta?

Kompas.com - 12/03/2016, 13:29 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wacana untuk menyatukan partai politik (parpol) saat Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 diembuskan Ketua DPD PDI-P DKI Boy Sadikin.

Jika parpol benar bisa bersatu, siap lawan mereka? Sejauh ini lawan mereka adalah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akan maju lewat jalur independen.

Pengamat politik dari Universitas Jayabaya, Lely Arianie, berpendapat bahwa jika parpol-parpol bersatu kemungkinan karena dua dua hal, pertama parpol menilai Ahok sebagai lawan yang kuat, atau sebaliknya parpol ingin menunjukkan kepada Ahok siapa sebenarnya yang dia lawan.

"Jadi, pilihan Ahok menempuh jalur independen itu seolah mengabaikan keberadaan parpol menurut mereka dan karena itu mereka mungkin menyatukan diri untuk bisa membuktikan, bukan hanya karena Ahok dianggap mereka kuat, melainkan sekaligus menyatakan (Ahok) jangan main-main dengan mengabaikan parpol," kata Lely saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (12/3/2016).

Ia menyatakan, sah-sah saja jika para parpol akan menyatukan diri. Calon dari jalur independen pun sah menurut undang-undang.

Namun, calon independen akan kesulitan karena syarat yang ditentukan berat, yaitu mesti mengumpulkan fotokopi KTP hingga 530.000 lembar. Lalu, masih ada proses verifikasi untuk melihat apakah data KTP yang dikumpulkan tidak fiktif.

"Maka, tim harusnya menyiapkan lebih banyak dari itu karena akan ada soal ketika KPU mengadakan verifikasi. Entah karena KTP palsu, orangnya meninggal, atau dia merasa tak menyerahkan KTP. Tapi apa pun masalahnya, calon independen harus punya tempat dan jalan untuk maju," ujar Lely.

Jika semua parpol melawan Ahok, prediksi kemenangan menjadi sulit ditebak. Namun, semua kembali pada tipologi pemilih.

"Kan pemilih banyak juga yang muak dengan calon yang diusung parpol. Tetapi, kalau mesin partai bekerja, boleh jadi mereka bisa mengambil simpati massa pemilih, atau membuat isu strategis yang bisa mengalahkan Ahok," kata Lely.

Wacana tentang menyatunya parpol muncul dari Boy Sadikin, Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta.  Boy mengaku terus menerima kedatangan tamu dari tokoh-tokoh politik yang hendak membahas soal Pilkada DKI 2017.

Tamu terakhir yang dia terima adalah pengurus DPW Partai Keadilan Sejahtera DKI Jakarta. Mereka datang ke kediamannya di Jalan Borobudur, Menteng, Jumat (11/3/2016).

Boy mengatakan, dalam waktu dekat, pengurus Partai Golkar juga akan datang ke rumahnya. Dia menjabarkan, ada wacana untuk menyatukan semua partai di Jakarta dalam menghadapi Pilkada DKI 2017.

"Memang ada arah ke sana untuk menyatukan partai," ujar Boy.

Ia mengatakan, alasannya adalah untuk melanjutkan pembangunan Jakarta secara berkesinambungan. Namun, Boy menepis bahwa wacana ini merupakan upaya "pengeroyokan" atau perlawanan terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang maju lewat jalur independen.

Dia mengatakan, hal itu berangkat dari semangat bersama untuk membangun Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com