Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Wanita Emas": Untuk Menunjukkan Ketegasan, Pemimpin Tidak Perlu Marah-marah

Kompas.com - 19/03/2016, 13:30 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kader Partai Demokrat yang ingin menjadi calon gubernur, Hasnaeni Moein atau yang akrab disapa "Wanita Emas", mengatakan, untuk menunjukkan ketegasan, seorang pemimpin tidak perlu memarahi seseorang.

Menurut dia, akan lebih baik jika ketegasan tersebut ditunjukkan dengan penuh kelembutan.

"Menunjukkan ketegasan itu tidak harus asal bongkar atau maki-maki orang dengan kata-kata kasar. Dengan kelembutan, mereka pun bisa diberi tahu," ujarnya saat berkunjung ke Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (19/3/2016).

Hasnaeni pun berjanji, jika nanti resmi menjabat menjadi gubernur DKI Jakarta, ia tidak akan asal menggusur seperti yang dilakukan oleh calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Menurut Hasnaeni, ia akan memberikan tempat yang nyaman dan tentram bagi para pedagang kaki lima.

"Ketika nanti saya jadi gubernur, kami tidak akan asal menggusur saja, tetapi akan memberikan tempat yang enak, nyaman, dan layak untuk mereka. Dengan begitu, mereka bisa tenang mencari nafkah untuk keluarga mereka," ucapnya.

Menurut Hasnaeni, dengan turun langsung ke pasar, ia bisa mengerti hal yang dirasakan para pedagang selama ini.

"Saat ini, saya hanya bisa memberi dukungan kepada pedagang karena belum jadi gubernur. Mayoritas pedagang sayur kan perempuan, dan saya pun perempuan, jadi lebih bisa mengerti perasaan mereka dengan saya berkunjung ke pasar seperti ini," kata dia.

Seperti diketahui, Hasnaeni mendatangi kawasan Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pada Sabtu (19/3/2016) sekitar pukul 10.30 WIB.

Ia datang dengan menumpangi mobil Mercedes Benz hitam berpelat nomor B 6 HAS. Hasnaeni mengatakan, pada kunjungan kali ini, dirinya ingin memantau harga kebutuhan pokok yang harganya tengah melonjak tinggi.

Selain itu, ia juga ingin memberikan solusi untuk para pedagang kaki lima yang kerap ditertibkan oleh petugas dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Saat ini, Hasnaeni merupakan kader Partai Demokrat yang berkeinginan menjadi cagub dalam Pilkada DKI 2017.

Beberapa kali, dia sudah diundang dalam kegiatan-kegiatan partai politik.

Namun, sampai saat ini, belum ada partai yang menyatakan ingin mengusungnya, bahkan Partai Demokrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com