"Tidak mengakui (tindakan yang dituduhkan), tidak benar semua itu," kata Siti, Senin (21/3/2016).
Siti lalu memaparkan kronologi kejadian pada 3 Maret 2016, yang membuat suaminya dilaporkan ke Polres Jakarta Selatan. (Baca: Guru SMPN 3 Jadi Tersangka Pencabulan Muridnya ).
Menurut dia, hari itu NPT memang hadir terlambat di sekolah. NPT lalu dihukum menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh guru piket.
Namun, kata dia, guru piket yang menghukum NPT ketika itu bukan suaminya. Kemudian saat dihukum, NPT lari keluar sekolah menuju Polres Jakarta Timur.
"Saya enggak tahu ngapain dia (NPT) ke sana, katanya ada saudaranya (kerja) di sana, itu belum ketemu suami saya," ujar Siti.
Pada siang harinya, menurut Siti, NPT kembali ke sekolah untuk mengikuti pendalaman materi. Saat itu, suaminya, ER yang mengisi kelas pendalaman materi.
Siti pun menyebut NPT melaporkan suaminya ke polisi atas dasar ketidaksukaan. NPT, kata dia tertekan karena peringkatnya di sekolah turun.
"Anak itu kan di kelas suami saya kelas E, ditanya sebelumnya di kelas apa. Mungkin dia shock karena peringkatnya turun dari kelas C ke kelas E," tutur Siti.
Ia mengaku heran bagaimana NPT bisa mengaku dicabuli. Sebab, kata dia, NPT baru bertemu suaminya pada siang hari saat pendalam materi di kelas yang berisi 35 murid lainnya.
Siti juga mengaku mendapatkan informasi dari kepala sekolah bahwa NPT menderita indigo sehingga sering berhalusinasi.
Dia menduga, kejadian yang dituduhkan kepada suaminya itu hanya halusinasi NPT.
"Anak ini punya indigo, kepala sekolah tahu dari orangtuanya. Dulu pernah pingsan di sekolah," ujar Siti.
Selain itu, Siti membantah tuduhan pelecehan pada Juli 2015 yang menjadi dasar penetapan tersangka suaminya. (Baca: Polisi Tangkap Guru SMPN 3 Jakarta yang Dituduh Lecehkan Muridnya).
Menurutnya, hal itu tidak mungkin karena saat itu suaminya tidak bertemu sama sekali dengan NPT pada Juli 2015.