Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Rasa Sopir Angkutan Umum Tak Berpengaruh di Terminal Kalideres

Kompas.com - 22/03/2016, 08:58 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivitas angkutan umum di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, terpantau normal pagi ini, Selasa (22/3/2016).

Padahal, Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) yang terdiri dari sopir angkutan umum, kembali menggelar unjuk rasa menentang keberadaan perusahaan penyedia jasa transportasi online di beberapa titik di Jakarta.

Pantauan Kompas.com, sebagian besar angkutan antarkota maupun angkutan dalam kota, baik bus maupun angkot, tetap hilir mudik seperti biasa di terminal tersebut.

Penumpang yang biasanya menunggu di trotoar dekat akses keluar terminal pun terpantau ramai seperti biasa. Selain itu, tidak ada keramaian para sopir angkutan umum di Terminal Kalideres untuk bersama-sama menuju titik kumpul unjuk rasa.

Menurut Kepala Terminal Dalam Kota Kalideres Thofik Winanto, tidak ada kendala yang berarti bagi sopir angkutan umum di tempatnya meski ada unjuk rasa sopir angkutan di Jakarta. Hal itu disebabkan banyaknya angkutan umum yang melayani perjalanan dari Jakarta menuju Tangerang, Banten, sehingga tidak terlalu berdampak terhadap penumpang yang menuju ke pusat kota.

"Kalau angkot ini semua ngarahnya ke Tangerang, selebihnya bus antarkota antarprovinsi. Kami pantau dari pagi masih normal, penumpang tidak kesulitan cari kendaraan," kata Thofik kepada Kompas.com, di lokasi.

Dari sekian banyak sopir angkutan umum, Thofik mengungkapkan, ada beberapa yang memang memilih untuk tidak beroperasi hari ini. Keputusan untuk tidak beroperasi bukan untuk bergabung bersama sopir lainnya dalam unjuk rasa, melainkan supaya tidak kena sweeping oleh oknum sopir yang ikut unjuk rasa.

"Ada rasa takut indikasi distop di jalan. Ada takut indikasi demo. Tapi secara keseluruhan, aktivitas berjalan seperti biasa," tutur Thofik.

PPAD bersama kelompok bernama Forum Komunikasi Masyarakat Penyelenggara Angkutan Umum (FK-MPAU) akan mengajukan tuntutannya tentang keberadaan perusahaan penyedia jasa transportasi online yang masih bebas beroperasi.

Mereka juga meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk membekukan operasi perusahaan tersebut yang menggunakan kendaraan ber-pelat hitam sebagai angkutan umum, seperti Uber, Grab, dan perusahaan angkutan umum lainnya.

Unjuk rasa akan berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga 17.30 WIB dengan perkiraan massa sebanyak 8.000 orang. Titk unjuk rasa tersebut akan difokuskan di depan Istana Merdeka dan Gedung MPR/DPR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com