JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang anggota polisi dari Pengamanan Obyek Vital Polres Depok, Bripka T (37), diduga membunuh istrinya RH (37) di rumahnya di Jalan Perjuangan RT 002/08, Cimanggis, Depok, Senin (28/3/2016).
Menanggapi hal tersebut, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Moechgiyarto mengatakan, dari 34.000 anggota Polda Metro Jaya pasti ada saja yang segelintir anggota yang menyimpang.
Namun, menurut Kapolda, komposisi polisi yang berperilaku baik, masih lebih banyak daripada polisi yang menyimpang.
"Polisi di Polda kan banyak, ada 34 ribu anggota. Jadi, wajar kalau saya pikir pasti adalah sekian persen, kalau masih toleransinya 10 persen. Masih banyak polisi lebih baik lagi," ujar Moechgiyarto di Mapolda Metro Jaya, Senin (28/3/2016).
Moechgiyarto menambahkan, saat akan masuk menjadi anggota polisi sudah dilakukan tes kesehatan jiwa.
Selain itu bagi yang sudah resmi jadi anggota polisi diadakan pula tes psikologi secara rutin dilakukan setiap tanggal 17 Agustus.
Serangkaian instrumen tes tersebut dibuat oleh manusia jadi tidak mungkin sempurna. Maka, menurut Moechgiyarto, kadang ada saja yang tidak bisa terdeteksi kesehatan jiwa anggotanya dalam tes tersebut.
"Instrumen itu buatan manusia juga, kadang ada yang tidak bisa terdeteksi walaupun dibuat instrumennya oleh manusia tapi perilaku orang tidak bisa terdeteksi," ucapnya.
Moechgiyarto menjelaskan, ada tes psikologi secara rutin bagi para anggotanya. Hal itu ditujukan agar anggota yang mengalami masalah dapat dicarikan solusinya.
"Tes psikologi itu pada dia masuk, setelah itu hanya semacam konsul. Jadi ada anggota yang kira-kira mau menyimpang dipanggil ada apa, disentuh hatinya dan sebagainya. Itu ada ahlinya," tutur Kapolda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.