JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) DKI Jakarta, Mustaqim Dahlan mempertanyakan asal pasir reklamasi di Teluk Jakarta.
Sebab, pengambilan pasir reklamasi disebut-sebut merusak lingkungan asalnya.
"Ketika berubah bentang alam, akan terjadi kerusakan di tempat lain," kata Mustaqim di LBH Jakarta, Selasa (19/4/2016).
Perubahan bentang alam yang dimaksud merupakan reklamasi di Teluk Jakarta. Reklamasi tersebut menggunakan pasir dari wilayah lain, sehingga mengubah bentang alam.
Walhi Jakarta bersama Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) saat ini tengah melakukan investigasi asal material pasir reklamasi di Teluk Jakarta.
Dari data sementara, pasir Teluk Jakarta ada yang berasal dari Banten. Di tempat asal pasir, tanaman bakau di sekitar disebut mengalami kerusakan.
Nelayan yang hidup di sekitar pun resah karena kerusakan tersebut.
"Bagan tambak mereka sudah rusak. Laut sudah mulai tergerus," kata Mustaqim.
Sementara itu, Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Oswar Muadzin Mungkasa mengungkapkan pasir yang digunakan untuk reklamasi Teluk Jakarta disebut sudah memiliki izin untuk digunakan.
"Jadi, gini, ketika kita memberikan izin pelaksanaan, ini sudah ada amdal-nya, dia ngambil dari mana. Kemudian, nanti pasir yang diangkut dari daerah asal harus ada sertifikatnya, ada izinnya. Ketika dia masuk kita cek, aturannya seperti itu," kata Oswar di Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (14/4/2016) lalu.