BOGOR, KOMPAS.com - Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, meminta, agar para sopir angkutan perkotaan (angkot) yang melakukan aksi unjuk rasa untuk menolak kebijakan Sistem Satu Arah (SSA) agar tidak melakukan kericuhan.
Bima menjelaskan, dirinya mendapat 15 laporan terkait aksi para sopir angkot yang bertindak ricuh selama melakukan unjuk rasa sejak kemarin. Dirinya pun akan melakukan langkah hukum terkait ulah oknum sopir angkot yang nekad bertindak di luar batas.
"Kalau sudah berbicara kekerasan itu sudah kelewatan. Pemkot akan lebih keras, Saya dapat laporan ada tindakan di luar batas seperti perusakan, pecah kaca, pemukulan, dirampas setorannya. Ini sudah tidak benar," kata Bima saat audiensi dengan para sopir angkot di Kantor Balaikota Bogor, Kamis (28/4/2016).
Ia menambahkan, dalam waktu dekat, pihak Organda Kota Bogor akan melaporkan kejadian tersebut kepada penegak hukum.
"Kalau sudah gini warga yang dirugikan. Pemilik angkot juga merugi karena tidak ada pemasukan," ujarnya.
Politisi PAN itu menegaskan, Pemkot Bogor saat ini masih terus melakukan evaluasi penerapan SSA yang selama ini dikeluhkan para sopir angkot. Menurut Bima, penerapan SSA di kawasan seputar Istana Bogor dan Kebun Raya Bogor merupakan langkah awal reformasi angkutan kota.
Menurut dia, penataan angkutan kota sudah melalui kajian dan pembahasan lintas sektor meliputi DPRD, dinas terkait, dan Organda. Pemkot Bogor memutuskan, untuk melakukan percepatan realisasi mengubah rute trayek atau rerouting dan konversi angkot menjadi bus.
"Evaluasi tetap berjalan. Pemkot Bogor dan Organda selalu analisis," kata dia.
"Dalam rapat tadi diputuskan untuk percepatan rerouting kepada 13 trayek angkot yang terdampak SSA. Akan ditata ulang supaya tidak berhimpitan. Tetapi harus sabar, ini ada prosesnya," kata Bima.
Aksi unjuk rasa para sopir angkot di Bogor ini sudah berlangsung selama dua hari sejak Rabu lalu. Mereka menuntut agar Pemkot Bogor membatalkan penerapan jalur Sistem Satu Arah itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.