Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Kemarahan Warga Jakarta Utara yang Tumpah di Depan Balai Kota dan KPK

Kompas.com - 04/05/2016, 07:15 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Jakarta Utara menggabungkan diri ke dalam Aliansi Masyarakat Jakarta Utara (AMJU). Mereka adalah gabungan warga dari Pademangan, Tanjung Priok, Cilincing, Koja, Penjaringan, termasuk dari Luar Batang, hingga Pasar Akuarium. Kebanyakan, mereka adalah warga yang sudah atau akan ditertibkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Kemarin, Selasa (3/5/2016), mereka turun ke jalan. Meluapkan kemarahan terhadap Ahok di depan Balai Kota DKI. Sekitar pukul 10.05 WIB, warga yang didominasi oleh remaja tanggung itu mulai berkumpul. Jumlah mereka semakin banyak. Orang-orang dewasa pun ikut berkumpul. Berteriak menyerukan tuntutan agar Ahok turun.

Diiringi oleh yel-yel dengan lirik turunkan Ahok. "Turun.. Turun.. Turunkan Ahok... Turunkan Ahok Sekarang Juga," seru mereka.

Massa yang terdiri sekitar ratusan orang itu juga membawa spanduk yang berisi tuntutan agar Ahok turun dari jabatannya. Spanduk yang dibawa mereka antara lain bertulisan "Anda boleh membangun, tapi jangan bongkar permukiman kami".

Aksi bocah ejek polisi hingga PNS DKI

Bocah-bocah itu, para remaja tanggung yang ikut berdemo, menggertak lewat balik pagar. Mereka berteriak sambil sesekali mengancungkan jari dan membuat lambang yang tidak pantas dengan jari mereka. Tetapi, yang mereka lihat di balik pagar hanyalah polisi yang membentuk barisan. Bersiaga menghalang mereka jika sampai nekat merangsek masuk.

Alhasil, polisi-polisi itu menjadi target ejekan pedemo usia remaja itu. "Bapak digaji berapa sama Ahok? Bapak makan nasi, Ahok juga makan nasi," ujar warga.

Mereka juga mengejek Satpol PP yang ikut menjaga. Maksud menyindir, mereka mengatakan akan membayar Satpol PP dengan bayaran 3 kali lipat dari yang diberikan Ahok.

Dalam sejarah penggusuran, polisi memang selalu dilibatkan oleh Pemprov DKI. Bisa jadi, inilah alasan kemarahan mereka terhadap polisi. (Baca: Aksi Anak-anak Luar Batang Datangi Balai Kota dan Tantang Ahok)

Ada satu lagi yang menjadi sasaran kekesalan warga, yaitu PNS DKI. Mereka memanggil-manggil PNS DKI yang ada di dalam Balai Kota. Lagi-lagi, mereka mengejek dengan mengatakan PNS pengecut karena tidak berani melawan Ahok.

Mereka juga sempat menyinggung mantan Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi. Kini, mereka memuja-muja Rustam.

"Rustam Effendi PNS yang berani melawan Ahok. Sisanya pengecut! Kami warga siap bayar bapak PNS yang pengecut," teriak mereka bersahutan.

Anak-anak itu semakin berani, mereka memanjat pagar Balai Kota dan duduk di atasnya. Mereka mengibarkan bendera yang mereka bawa sambil berteriak ke arah kantor Ahok.

Satu per satu polisi sudah membujuk anak-anak itu untuk turun. Namun,mereka bergeming. Bahkan jumlahnya semakin banyak.

Sementara itu, sebagian pedemo lainnya menjadi bertambah agresif. Mereka menggoyangkan pagar Balai Kota berkali-kali. Untungnya, situasi tidak semakin ricuh.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 7 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 7 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Pelajar Paket B Tewas Dikeroyok di Kemang

Pelajar Paket B Tewas Dikeroyok di Kemang

Megapolitan
Camat Kembangan Tak Larang Spanduk Dukungan Pilkada jika Dipasang di Pekarangan Rumah

Camat Kembangan Tak Larang Spanduk Dukungan Pilkada jika Dipasang di Pekarangan Rumah

Megapolitan
Bandar Narkoba yang Sembunyikan Sabu di Jok Motor Ternyata Residivis

Bandar Narkoba yang Sembunyikan Sabu di Jok Motor Ternyata Residivis

Megapolitan
Cerita Pelamar Kerja di Gerai Ponsel Condet, Sudah Antre Panjang, tetapi Diserobot Orang

Cerita Pelamar Kerja di Gerai Ponsel Condet, Sudah Antre Panjang, tetapi Diserobot Orang

Megapolitan
Tak Sabar Menunggu Antrean Wawancara, Sejumlah Pelamar Kerja PS Store Condet Pilih Pulang

Tak Sabar Menunggu Antrean Wawancara, Sejumlah Pelamar Kerja PS Store Condet Pilih Pulang

Megapolitan
Polisi Bongkar Markas Judi “Online” yang Dikelola Satu Keluarga di Bogor

Polisi Bongkar Markas Judi “Online” yang Dikelola Satu Keluarga di Bogor

Megapolitan
Cegah DBD, Satpol PP DKI Minta Warga Aktif Lakukan PSN 3M Plus

Cegah DBD, Satpol PP DKI Minta Warga Aktif Lakukan PSN 3M Plus

Megapolitan
Sulit Dapat Kerja, Eks Karyawan Rumah Makan Banting Setir Jadi PKL di GBK

Sulit Dapat Kerja, Eks Karyawan Rumah Makan Banting Setir Jadi PKL di GBK

Megapolitan
Heru Budi Optimistis Ekonomi Jakarta Tetap Tumbuh lewat Berbagai Gelaran 'Event'

Heru Budi Optimistis Ekonomi Jakarta Tetap Tumbuh lewat Berbagai Gelaran "Event"

Megapolitan
Pemeriksaan Kesehatan Mental Ibu yang Cabuli Anak Kandungnya Rampung, tapi Belum Ada Kesimpulan

Pemeriksaan Kesehatan Mental Ibu yang Cabuli Anak Kandungnya Rampung, tapi Belum Ada Kesimpulan

Megapolitan
'Perjuangan Mencari Kerja Memang Sesusah Itu...'

"Perjuangan Mencari Kerja Memang Sesusah Itu..."

Megapolitan
Bandar Narkoba di Penjaringan Mengaku Dapat Sabu dari Matraman

Bandar Narkoba di Penjaringan Mengaku Dapat Sabu dari Matraman

Megapolitan
Polisi Selidiki Oknum Sekuriti Plaza Indonesia yang Pukuli Anjing Penjaga

Polisi Selidiki Oknum Sekuriti Plaza Indonesia yang Pukuli Anjing Penjaga

Megapolitan
Kasus Akseyna 9 Tahun Tanpa Perkembangan, Polisi Klaim Rutin Gelar Perkara

Kasus Akseyna 9 Tahun Tanpa Perkembangan, Polisi Klaim Rutin Gelar Perkara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com