Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kemenangan Kecil" Warga Lauser Lawan Pemkot Jaksel

Kompas.com - 10/05/2016, 10:24 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Jalan Lauser, Kabayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (9/5/2016), berbahagia karena pemberian surat peringatan kedua (SP 2) terkait rencana penggusuran permukiman mereka ditunda oleh Pemerintah Kota Administrasi (Pemkot) Jakarta Selatan.

"Kemenangan kecil" itu bukan akhir perjalanan mereka. Pasalnya, SP itu masih akan turun meski telah ada audiensi dengan Pemkot.

Kepada pihak-pihak terkait, seperti PD PAM Jaya selaku pemegang HGB, Pemkot selaku pihak yang akan menertibkan, dan BPN selaku instansi yang berwenangan memberikan sertifikat, warga meminta kejelasan.

Warga pada awalnya mengaku bahwa tanah tersebut milik PD PAM Jaya melalui HGB. Namun, mereka mengatakan, keberadaan HGB tersebut penuh kejanggalan. Pasalnya, BPN tidak pernah datang untuk melakukan pengukuran.

Warga yang selama puluhan tahun membayar Ireda dan PBB (pajak bumi dan bangunan) juga mempertanyakan apakah betul PD PAM Jaya merupakan pemilik lahan. Jika PD PAM Jaya merupakan pemilik lahan, lalu mengapa mereka yang membayar PBB.

Mereka pun kini menyatakan dengan lantang bahwa yang mereka tempati adalah tanah milik mereka.

"Warga DKI, khususnya Lauser, adalah pemilik tanah ini. Kalau ada yang mengklaim silakan, tetapi buktikan. Kami ingin melalui musyawarah dan mufakat. Kami tidak ingin berkonflik," ujar perwakilan hukum warga, Eka Prasetya, Senin.

Audiensi yang berlangsung Senin kemarin menjadi kali pertama mereka bertatap muka dengan pejabat setempat setelah munculnya wacana penggusuran. Pemkot telah mengundang mereka untuk sosialisasi sebanyak tiga kali sebelum turunnya SP 1, yaitu pada tanggal 6, 12, dan 15 April 2016. Namun, warga menolak hadir dengan alasan kehadiran mereka sama saja dengan tanda persetujuan terhadap penertiban.

Kini, mereka menyebut pihak pemerintah sebagai pengecut. Pemerintah dianggap main serobot karena tidak mampu menunjukkan sertifikat HGB PD PAM Jaya dan tidak memberi kejelasan terkait penertiban itu.

"Ternyata, Wali Kota Jakarta Selatan pengecut tidak berani menemui masyarakat. Yang hadir (audiensi) itu yang tidak punya kapabilitas. Dia tidak bisa jelasin asal-usul sertifikat itu," ujar Eka.

Terkait hal itu, Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi hanya memastikan bahwa penertiban terus berjalan.

"Mereka sudah kita undang tiga kali untuk sosialisasi, tetapi menolak hadir, ya sudah," ujar Tri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com